Minggu, 06 Maret 2011

KOMUNITAS “PUNK” DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

Pada masa kini dengan adanya globalisasi, banyak sekali kebudayaan yang masuk ke Indonesia, sehingga tidak dipungkiri lagi muncul banyak sekali kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat. Kelompok-kelompok tersebut muncul dikarenakan adanya persamaan tujuan atau senasib dari masing-masing individu maka muncullah kelompok-kelompok sosial di dalam masyarakat. Kelompok-kelompok sosial yang dibentuk oleh kelompok anak muda yang pada mulanya hanya dari beberapa orang saja kemudian mulai berkembang menjadi suatu komunitas karena mereka merasa mempunyai satu tujuan dan ideologi yang sama. Salah satu dari kelompok tersebut yang akan kita bahas adalah kelompok “Punk”, yang terlintas dalam benak kita bagaimana kelompok tersebut yaitu dengan dandanan ‘liar’ dan beda dari yang lain, seperti baju kumal, jaket berspike, celana ketat, sepatu boots dan berambut mohawak ala kaum Indian dan rambut dicat dengan potongan ke atas dengan anting-anting. Mereka biasa berkumpul di beberapa titik keramaian pusat kota dan memiliki gaya dengan ciri khas sendiri. “Punk” hanya aliran tetapi jiwa dan kepribadian pengikutnya, akan kembali lagi ke masing-masing individu. Motto dari anak-anak “Punk” itu tersebut, Equality (persamaan hak) itulah yang membuat banyak remaja tertarik bergabung didalamnya. “Punk” sendiri lahir karena adanya persamaan terhadap jenis aliran musik “Punk” dan adanya gejala perasaan yang tidak puas dalam diri masing-masing sehingga mereka mengubah gaya hidup mereka dengan gaya hidup “Punk”.

“Punk” pertama lahir di negara Inggris sekitar tahun 1960an, ketika terjadi revolusi industri. Keberadaan “Punk” lahir ketika itu adalah sebagai bentuk tindakan penolakkan terhadap segala macam penindasan yang banyak terjadi terutama dikalangan masyarakat kelas bawah atau pekerja. Banyak yang beranggapan bahwa anak “Punk” yang berpenampilan seperti itu selalu berandalan, perusuh dan selalu bikin onar. Orang yang berpandangan seperti itu terhadap anak Punk yang suka nongkrong di pinggir jalan biasanya hanya memandang dari segi luar mereka atau dari dandanan yang menyeramkan. Salah satunya perilaku sex bebas dengan anak Punk perempuan. Adanya wanita yang masuk komunitas ini, bisa dipastikan tidak lagi perawan. Saat mereka mabuk, segala perbuatan nista dengan gampangnya bisa terjadi. Namun, jika kita mengenal lebih dalam tentang anak Punk tidaklah semua anak Punk yang selalu berpenampilan beda itu selalu bersikap berandalan. kebersamaan dari semua anak punk adalah kawan dan bersaudara tanpa ada senioritas dan junioritas. Semua sama dan sejajar / setara, Punk menganggap kebersamaan sesama anak Punk satu sama lain akan membuat mereka bersatu dan lebih kuat. Salah satu nilai positif dari punk yang bisa saya ambil yaitu kebersamaan dan kemandirian dalam melakukan sesuatu. Jadi kebebasan tidaklah diartikan sebagai tindakan semaunya sendiri akan tetapi kebebasan bertindak tapi juga harus bisa mengontrol diri sendiri agar tidak merugikan diri sendiri dan merusak orang lain.


Sumber: http://perpustakaan-online.blogspot.com/2008/06/aliran-punk.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar