Senin, 07 Juni 2010

Es Mangga Leci

Bahan :
250 gr mangga indramayu yang masih mengkal
200 gr leci kaleng
1/2 sdt garam
250 gr gula pasir
500 ml air
Es batu

Cara membuat :
•Sirup : rebus air dan gula pasir hingga kental, dinginkan, sisihkan.
•Kupas magga, rendam dalam air garam yang sudah diberi sedikit air kapur sirih selama 5 menit, tiriskan. Parut mangga tipis memanjang, remas-remas dengan garam, bilas bersih.
•Rendam dalam air gula yang sudah dingin, biarkan semalaman hingga rasanya asam manis.
•Penyajian : tuangkan mangga bersama sirupnya dalam gelas. Tambahkan leci dan es batu secukupnya.

Selamat mencoba !

MENCERDASKAN MENTAL ANAK

Anak-anak yang mudah menyerah, cengeng, kecil motivasi juangnya untuk berprestasi, serta mudah tergoda, bisa dibilangkarena kecerdasan mental (adversitasnya) kurang. Padahal selain IQ dan EQ, kecerdasan yang disebut Adversity Quotient (AQ) juga menentukan keberhsilan. Paul G.Stoltz Phd, konsultan bisnis yang sudah dikenal secara international, penulis buku Adversity Quotient “Mengubah Hambatan Menjdi Peluang” meyakini factor ini sangat signifikan untuk kesuksesan seorang anak. Kemampuan seseorang dalam mengatasi kesulitan diukur dengan AQ.
AQ menurutnya adalah seperangkat instrumen (pola asuh) untuk membantu seseorang agar tetap gigih melalui saat-saat yang penuh tantangan. Orang yang tahan banting kata Paul yng juga president of peak learning incorporated, tidak akan terlalu menderita terhadap akibat negative yang berasal dari kesulitan.
Kemampuan ini harus dibangun sejak seseorang masih kanak-kanak. Sayangnya, sejumlah penelitian menyebutkan bahwa sikap tak berdaya telah diajarkan pda anak-anak sejak dini. Orang tua atau penyediaan pengasuh yang serba membantu ank, secara tak langsung mengajarkan ketakberdayaan. Guru yang membantu muridnya dalam ujian dengan menyediakan jawaban soal-soal, membuat anak enggan berusaha karena sudah merasakan ia toh akan lulus juga.

Pola asuh dan pola didik menurut Paul harus diubah dengan cara-cara yang dapat membangun kekuatan mental dan daya juang anak. Diantara caranya adalah:
Bangun motivasi dan optimisme
Ajari anak untuk selalu berpandangan dan bersikap positif. Misalnya, melakukan sesuatu yang sulit, katakanlah “cobalah dulu. Ini tak sesulit yang kamu bayngkan kok. Pasti kamu bisa.” Anak yang diajarkan optimis dan mendapat motivasi yang cukup, dimasa dewasanya akan menjadi pribadi yang produktif, selalu punya energi dan kemauan untuk belajar, serta memiliki kebernian mengambil resiko.
Melatih anak menghadapi kesulitan
Kesulitan pasti ada dalam hidup ini. Tetapi bagaimana agar saat anak berhadapan dengan hambatan atau kesulitan tak langsung menyerah. Jangan ajarkan anak ketergantungan. Biarkan ia menyelesaikan masalahnya. Caranya dengan mengasah panca inderanya. Misalnya kalau sering diusilin temannya, mintalah ia memerhatikan saat-saat temannya menjadi nakal dan usil, lalu waspadalah pada saat tersebut. Atau ia ingin memiliki benda tertentu? Mintalah ia berpikir bagaimana mendapatkannya. Secara tak langsung anda mengasah indera anak untuk siap menghadapi kesulitan.
Melatihnya memilih dan menentukan
Ada banyak pilihan yang menggoda kita, apalagi anak-anak. Tapi ajarilah memilih yang perlu dan dibutuhkannya. Missal, menginginkan beberapa item benda, katakana untuk memilih satu saja yang benar-benar dibutuhkannya. Ingin ganti HP dengan yang lebih bagus, minta tambah uang sakunya, ajarkan untuk memberi penjelasan dan menganalisa sehingga anak akhirnya bisa menentukan perlu atau tidaknya.
Latihan menganalisa kegagalannya
Mengecamnya dengan kata-kata pedas? Tidak perlu. Tapi mintalah ia menganalisa mengapa ia gagal. Mengapa nilainya jelek, mengapa ditegur guru, mengapa tak mau bila diminta membantu ayah-ibu? Biarkan anak menjawab sendiri apa masalahnya. Dengan demikian ia akan tahu sebenarnya apa masalahnya dan bagaimana jalan keluarnya.
Orang tua sebagai model
Orang tua adalah contoh konkret tempat anak bercermin. Bila anda tak mudah menyerah, tidak cengeng (tak mudah mengeluh) bila menghadapi masalah dan kesulitan, tidak serba membantu anak missal mengerjakan PR anak karena ingin nilainya bagus dan sebagainya, anakpun akan mengopi sifat anda.

DAMBAKAN SESUATU MELEBIHI DUNIA FISIK TIDAK KEKAL INI

DAMBAKAN SESUATU MELEBIHI DUNIA FISIK TIDAK KEKAL INI

Kehidupan fisik tidak berlangsung lama, tetapi mengapa semua orang sangat kuatir dengan kehidupan fisik ini. Karena kehidupan fisik, mereka kemudian berperang. Karena tubuh fisik yang berlangsung sebentar saja, mereka saling membunuh. Ini adalah fenomena yang paling tidak dapat dipahami darikehidupan manusia.

Jika anda makan lebih banyak dari tahun lalu atau dari kemarin, maka saya mungkin dapat mengerti. Pada saat itu anda mungkin terlihat lebih baik, lebih gemuk tapi berapa lama ini akan bertahan? Pada akhirnya Anda akan pergi satu meter ke bawah tanah atau menjadi debu, tergantung dimana Anda akan tinggal. Atau Anda digantung di langit-langit dan orang lain kemudian memanfaatkan tubuh Anda. Di beberapa tempat masih ada orang yang memakan orang!

Jadi semua dari kita akan menjadi makanan cacing atau makanan ikan bila di air. Inilah akhir dari tubuh fisik. Mengapa begitu banyak karma atau penderitaan? mengapa kita menciptakan begitu banyak penderitaan untuk orang lain meelalui peperangan atau perkelahian hanya untuk tubuh fisik yang tidak abadi ini? Menjadi seorang presiden pun, berapa lama akan bertahan? Berapa lama suatu posisi akan bertahan dalam tubuh fisik ini? Kebanyakan orang menggunakan tubuh fisik ini untuk bertahan, makan, memakai baju yang lebih bagus dari tetangga, mobil yang lebih cepat, atau memiliki kekuasaan yang lebih dari orang lain.

Mereka kemudian membunuh, menyiksa, dan membuat orang lain menderita, bukan hanya hewan saja. Hewan-hewan tidak berdaya dan telah menjadi korban kekejaman manusia sejak dahulu kala. Itu saja tida cukup, manusia bahkan membunuh sesamanya sendiri yang serupa denganNya, bergerak serupa denganNya, dan hidup serupa dengnnya. Orang-orang Irak dan Afghanistan hidup, mencintai, dan bergerak sama dengan orang Amerika, Inggris, Prancis, atau Italia.

Apapun kebangsaannya, semua orang melakukan hal yang sama. Saat mereka mencintai sesama, mereka juga berkata, “Saya cinta kamu,” dan mereka memeluk orang itu, mereka bercinta dengan orang itu, sama seperti orang Amerika, Eropa, Asia, atau sipa pun juga. Mereka juga makan pada saat lapar, mereka tidur pada saat mereka letih, dan mereka mempunyai naluri untuk melindungi orang-orang tercinta mereka. Mereka berusaha supaya dapat tetap hidup, mereka mneggunakan pakaian untuk melindungi mereka dari cuaca. Mereka melakukan hal yang sama seperti kita. Tetapi mengapa ras yang sama membunuh orang dari ras yang sama juga? Anda tahu alasan yang tidak masuk akal dan tidak dapat dimengerti dibalik peperangan, perkelahian, kriminalitas, gangster, atau yang lainnya? Semua ini karena kurangnya pemahaman tentang alam dan persaudaraan antar manusia.

Sumber : Tabloid Bulir Mekar

Minggu, 06 Juni 2010

TIPS MEMBELI RUMAH IDAMAN

Masalah terpelik dalam memilik rumah adalah soal dana. Daripada terjebak dalam pengaturan financial yang keliru atau menunda membeli rumah perhatikan beberapa tips penting berikut sebelum anda mengambil KPR.
1.Pelajari butir-butir perjanjian dalam KPR sebelum menandatanganinya. Risiko besar bila ternyata anda belum siap secara financial. Ingat, Anda mesti mengalkulasi besaran uang untuk membayar cicilan dalam 10,20,atau 30 tahun ke depan. Jangan berpatok pada besar gaji saat ini, karena selalu ada kemungkinan terburuk seperti PHk.
2.Apakah selama ini Anda mengalami problem seperti tunggakan kredit/ bila demikian, hati-hati dalam menyusun budget untuk menghindai pailit melunasi kredit.
3.Perhitungkan biaya-biaya lain diluar cicilan tiap bulan. Sebut saja biaya pelunasan, fee untuk notaries, pajak, asuransi dan sebagainya.
4.Atur keuangan keluarga sebaik-baiknya. Cukupkah anda menyisihkan uang untuk uang muka (DP= down payment) kredit. Semakin besar Dp berarti besar cicilan menjadi sedikit. Sebalikny bila DP-nya kecil, strategi ini bisa memangsa anda balik. Pasalnya bank harus membayar lunas rumah Anda dari developer dulu, dan anda mencicil nya. Nah, bila anda belum punya dp, mulailah disiplin menabung sehingga keinginan anda tercapai.
5.Apa yang anda lakukan jika menemui masalah tunggakan kredit rumah atau tak bisa melunasinya? Temui bank penerbit kpr, bernegosiasilah untuk menscedule ulang kredit anda.
6.Yang pasti dan utama, pastikan jumlah kredit yang sanggup anda bayar, Banyakorang terjerembab dalam masalah kredit karena kemampuan membayar dan besar kredit tak seimbang.
7.Temui ahli keuangan untuk mendapatkan penjelasan lebih rinci mengenai suku bunga kredit. Bunga yang bersifat tetap ( fixed ), besaran cicilan akan sama hingga lunas nanti. Berbeda dengan suku bunga fluktuatif yang bis amembuat cicilan membesar atau kecil.
8.pilih bank penerbit KPr yang sudah tercatat reputasinya dan professional . pelajarilah dari ahli keuangan atau perbankan .

Dengan niat yang kuat , disiplin memanage keuangan, anda pasti bisa membeli rumah idaman !


sumber : majalah kartini

SANG RAJA YANG MENYAMAR DENGN BAJU PUTIH

sebuah cerita kuno di India. Pada suatu siang hari, beberapa Ada orang dewasa sedang mengobrol dengan santai dibawah pohon yang rindang. Tiba-tiba terdengar suara burung dengan nada sedih yang sedang berusaha terbang sekuat tenaga. Ketika dilihat, seekor burung kecil terbang rendah sekali, sebentar jatuh dan terbang lagi, tetapi sama sekali tidak berhasil, tampak menderita sekali.

Dibelakang burung kecil itu, ada sekelompok anak sedang mengejarnya dengan riang gembira, sementara para orang dewasa hanya tertawa terbahk-bahak dianggapnya itu mainan yang lucu. Nah, pada saat itulah muncul orangtua yang yang berpakaian baju putih mendekati dan menghalangi anak-anak yang mengejarnya dan berjongkok mengambil burung kecil itu pelan-pelan dengan kedu tangan.

Oh! Sayap burung itu ternyata diikat dengan tali dan diujung tali terikat satu biji batu, pantas burung itu tidak dapat terbang! Orang berbaju putih itu merasa kasihan pada burung itu. “burung itu punya kami, pulangkan kepada kami,”kata anak-anak itu dengan nada kurang sopan. Tapi orang berbaju putih itu berujar,”Aku akan membeli burung ini, berapa harganya?” mendengar uang, anak-anak itu sangat gembira dan menjualnya kepada orang itu. Orang berbaju putih tersebut dengan penuh belas kasih membuka talinya dan melepaskannya, burung itu terbang berputar-putar diatas kepalanya dengan riang seolah ingin mengucapkan terima kasih.

Selanjutnya, orang berbaju putih ini mengelus kepala anak-anak itu. “lihatlah ank-anak, burung kecil itu terbang bebas dan bernyanyi gembira, ini indah sekali bukan? Setiap jiwa pun mempunyai harga dan hak untuk hidup, ini adalah jiwa yang indah didalam langit bumi.” Anak-anak itu hanya menundukkan kepala, dan orang-orang dewasa yang disamping itu juga merasa malu. Orang berbaju putih sekali lagi mengelus kepala setiap anak, lalu pergi. Mereka melihat baying-bayang dibelakangnya, terdapat kelapangan dada yang luar biasa, dengan kelembutannya bertutur.
Tiba-tiba seorang anak berujar, “aku ingat! Beliau adalah sang raja kami.” Saat itu adalah jaman kerajaan dimana rajanya seorang penganut keluhuran budi yang taat, rakyatnya disayang seperti anaknya sendiri, sering memakai berbaju putih, masuk ke perkampungan penduduk untuk memahami keadaan rakyat dan seringmenolong orang susah.

Cerita ini memiliki pesan bahwa setiap makhluk hidup memiliki kebebasan untuk menjadi dirinya sendiri. Apalagi manusia, entah anak atau saudara, dia tetap memiliki kehendak bebasnya sendiri. Terkadang kita menginginkan yang terbaik buat anak atau saudara sendiri, namun bila mereka lebih memilih jalan lain, biarkan saja mereka menjalani kehidupan. Tugas kita hanyalah mengingatkan, membantunya melihat arah dan menemaninya entah apapun keputusannya. Jangan mengikat seseorang seperti anak-anak memainkan burung dari cerita diatas.

CEGAH DIABETES MELITUS DENGAN MENGATUR POLA MAKANAN

Kita tahu, gaya hidup sehari-hari yang cenderung salah, dapt mengancam kualitas kesehatan kita dimasa depan. Salah satu ancaman paling serius adalh penyakit diabetes mellitus (DM) yang prevalensinya makin meningkat setiap tahun. Diperkirakan tahun 2030, terdapat 21,3 juta orang penderita DM di Indonesia. Saat ini, DM menjadi penyebab kematian nomor dua pada kelompok usia 45-54 tahun di perkotaan, dan nomor enam di pedesaan.
Celakanya, pola makan kita, orang Indonesia, cenderung banyak mengkonsumsi karbohidrat yang akan menyebabkan kenaikan kadar gula darah didalam tubuh. Jika kondisi itu berlangsung lama, tubuh akan mengalami kegemukan dan memicu munculnya Dm tipe 2. kondisi itu diperparah konsumsi makanan dengan kalori berlebihan, terutama mereka yang tinggal di perkotaan dengan gaya hidup modern.
Sebelum terlambat, sebaikny kita mulai memperhatikan beberapa hal menyangkut gaya hidup sehari-hari :
•Mengonsumsi karbohidrat tidaklah “salah”, tapi pilih karbohidrat kompleks yang prosesnya didalam tubuh membutuhkan waktu lebih lama, seperti sayur, buah segar, nasi merah, roti gandum atu ubi. Hindari karbohidrat sederhana seperti roti putih, jus buah, sirup jagung, gula, atau soda.
•Sebaiknya mulai memilih makanan dengan indeks glikemik (IG) atau kecepatan menaikkan gula darahnya rendah, dibanding yang makanan ber-IG tinggi. Contoh makanan dengan IG rendah seperti kedelai, ikan, atau telur. Sedangkan yang nilai IG-nya tinggi seperti kentang panggang, nasi putih, atau roti putih.
•Tidak salah jika dikatakan: makanan enak umumnya berkalori tinggi. Namun dalam mengonsumsinya kita harus dapat mengendalikan diri sesuai kebutuhan yakni pria 2.100 kalori sedangkan wanita 1.900 kalori.
•Senantiasa berolahraga secara teratur dan jauhi stress.


Sumber: majalah intisari

Sabtu, 05 Juni 2010

PELAJARAN PENGEMIS KEPADA SANG RAJA

Seorang raja bersama pengiringnya keluar dari istananya untuk menikmati udara pagi. Di keramaian, ia berpapasan dengan seorang pengemis. Sang raja menyapa pengemis ini, “Apa yang kau inginkan dariku?” Si pengemis itu tersenyum dan berkata, “Tuanku bertanya seakan-akan tuanku dapat memenuhi permintaan hamba.” Sang raja terkejut, ia merasa tertantang, “ tentu saja aku dapat memenuhi permintaanmu. Apa yang engkau minta, katakanlah!” maka menjawablah sang pengemis, “Berpikirlah dua kali, wahai tuanku, sebelum tuanku menjanjikan apa-apa.” Rupanya sang pengemis bukanlah sembarangan pengemis. Namun raja tidak merasakan hal itu. Timbul rasa angkuh dan tak senang pada diri raja, karena mendapat nasihat dari seorang pengemis.

“sudah kukatakan, aku dapat memenuhi permintaanmu. Apapun juga! Aku adalah raja yang paling berkuasa dan kaya raya.” Dengan penuh kepolosan dan kesederhanaan si pengemis itu mengangsurkan mangkuk penadah sedekah, “Tuanku dapat mengisi penuh mangkuk ini dengan apa yang tuanku inginkan.” Bukan main! Raja menjadi geram mendengar tantangan pengemis ini.
Segera ia memerintahkan bendahara kerajaan yang ikut dengannya untuk mengisi penuh mangkuk pengemis kurang ajar ini dengan emas. Kemudian bendahara menuangkan emas dari pundi-pundi besar yang dibawanya ke dalam mangkuk sedekah sang pengemis. Anehnya, emas dalam pundit-pundi besar itu tidak dapat mengisi penuh mangkuk sedekah.

Tak mau kehilangan muka dihadapan rakyatnya, sang raja terus memerintahkan bendahara mengisi mangkuk itu. Tetapi mangkuk itu tetap kosong. Bahkan seluruh perbendaharaan kerajan seperti emas, intan berlian, ratna mutumanikam telah habis dilahap mangkuk sedekah itu. Mangkuk itu seolah tanpa dasar, berlubang. Dengan perasaan tak menentu, sang raja jatuh bersimpuh dikaki si pengemis, ternyata dia bukan pengemis biasa, terbata-bata ia bertanya, “sebelum berlalu dari tempat ini, dapatkah tuan menjelaskan terbuat dari apakah mangkuk sedekah ini?”

Pengemis itu menjawab sambil tersenyum, “Mangkuk itu terbuat dari keinginan manusia yang tanpa batas. Itulah yang mendorong manusia senantiasa bergelut dalam hidupnya. Ada kegembiraan, gairah memuncak dihati, pengalaman yang mengasyikkan kala engkau menginginkan sesuatu. Ketika akhirnya engkau telah mendapatkan keinginan itu, semua yang telah kau dapatkan itu, seolah tidak ada lagi artinya bagimu. Semuanya hilang ibarat emas, intan, berlian yang masuk dalam mangkuk yang tanpa dasar itu. Kegembiraan, gairah, dan pengalaman yang mengasyikkan itu hanya tatkala dalam proses untuk mendapatkan keinginan. Begitu saja seterusnya, selalu kemudian datang keinginan baru. Orang tidak pernah merasa puas. Ia selalu merasa kekurangan. Anak cucumu kelak mengatakan, “kekuasaan cenderung untuk berlaku tamak.” Raja itu bertanya lagi, “adakah cara untuk dapat menutupi alas mangkuk itu?” Tentu ada, yaitu rasa syukur kepada Tuhan. Jika engkau pandai bersyukur, Tuhan akan menambah nikmat padamu,” ucap sang pengemis itu, sambil berjalan kemudin menghilang.

Cerita ini sangat jelas memberi pesan kehidupan, keinginan manusia itu tiada batasnya. Pernah kita mengatakan kalau sudah punya ini atau itu, kita tidak akan menginginkan apa-apa lagi. Nyatanya kita masih juga menginginkan yang lain. Itulah keinginan manusia, tak pernah akan cukup walau diberikan apapun juga. Namun pengemis itu memberikan jalan keluar agar kita tidak terperangkap seperti sang raja didalam cerita diatas, rasa syukur kepada Tuhan adalah cara paling ampuh agar kita tidak terperangkap dalam keinginan yang tak pernah selesai. Maka belajarlah bersyukur atas kehidupan ini, sebab keadaan yang Tuhan berikan sudah cukup untuk membuat kita bisa hidup dengan tenang dan yakin pada kuasa-Nya.

Sumber :
Christ.2010.Tabloid Bulir Mekar.jakarta

DEFINISI ENKOPRESIS

Enkopresis berasal dari bahasa Yunani en- dan kopros, yang berarti “feses”. Enkopresis adalah kurangnya kontrol terhadap keinginan buang air besar pada anak-anak, yang bukan disebabkan oleh penyakit atau kelainan fisik. biasanya hal ini berupa pengeluaran feses yang tidak sesuai secara berulang, biasanya involunter. Enkopresis lebih sering terjadi pada anak laki- laki daripada anak perempuan, sekitar 17% pada usia 3 tahunan dan 1% pada usia 4 tahunan. Enkopresis jarang terjadi pada remaja usia pertengahan kecuali mereka yang mengalami retardasi mental yang parah atau intens. Enkopresis sering kali disebabkan oleh toilet training yang tidak konsisten. Meskipun begitu, sembelit kronis terkadang juga menjadi penyebab terjadinya encopresis. Sembelit kronis yang merentangkan dinding usus besar, menyebabkan berkurangnya kesadaran anak tersebut akan usus besarnya yang penuh, sehingga menghalangi kontrol otot usus besar untuk menahan feses. Penyebab dari enkopresis yaitu karena anak takut atau frustrasi dengan toilet training dan anak mengalami stress dalam kehidupannya, seperti kelahiran saudara baru (adik) yang dapat berkontribusi pada kekacauan karena ia merasa tidak diperhatikan lagi. Enkopresis dibedakan menjadi retentive encopresis dan nonretentive encopresis.

kriteria diagnostik enkopresis menurut DSM-IV-TR :
A. Pengeluaran feses pada tempat yang tidak sesuai yang terjadi berulang (misal pada pakaian atau lantai) baik itu involunter atau disengaja.
B. Minimal terjadi 1x/bulan untuk min.3 bulan.
C. Usia kronologis min.4 tahun (atau sesuai dengan tahap perkembangan).
D. Perilaku ini secara eksklusif tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat (seperti laksansia) atau suatu kondisi medis umum, kecuali melalui suatu mekanisme yang melibatkan konstipasi. Diikuti dengan kode: Dengan konstipasi & overflow incontinence. Tanpa konstipasi & overflow incontinence

BAGAIMANA CARA MENGATASI ENURESIS?

Enuresis ini dapat diatasi tanpa obat dan dengan obat untuk anak berusia diatas 7 tahun yang tidak berhasil diatasi tanpa obat. Prinsip pengobatan yaitu membuat kandung kencing dapat menahan lebih banyak kencing dan membantu ginjal untuk mengurangi produksi kencing. Pengobatan dengan obat-obatan tentulah memiliki efek samping. Obat-obat yang dipakai yaitu, dessmopressin merupakan sintetik analog arginin vasopresin, bekerja mengurangi produksi air kencing dimalam hari dan mengurangi tekanan dalam kandung kencing (intravesikular). Efek samping yang sering adalah iritasi hidung bila obat diberikan melalui semprotan hidung dan sakit kepala bahkan menjadi agresif dan mimpi buruk, tapi hilang dengan pemberhentian obat. Dessmopresin diberikan sebelum tidur. Obat lain yang dapat yaitu imipramin yang bersifat antikolinergik tapi mekanismenya belum dimengerti. Ada teori yang mengatakan obat ini menurunkan kontraktilitas kandung kencing sehingga kemampuan pengisian kandung kencing dan kapasitanya diperbesar. Imipramin mempunyai efek yang buruk terhadap jantung.
Di bawah ini beberapa cara mengatasi tanpa obat :
-terapi motivasi (motivational therapy)
dengan memberikan hadiah pada anak bila tidak ngompol, hal ini dilihat dari catatan harian ngompol anak, bila dalam 3-6 bulan tidak berhasil maka dicari cara lain.
-terapi alarm (behaviour modification)
alarm diletakkan dekat alat kelamin anak, bila anak mulai ngompol maka alarm berbunyi sehingga anak terbangun dan menahan kencingnya dan selanjutnya orang tua membantu anak meneruskan buang air kecil di toilet. Cara ini dapat dikombinasikan dengan terapi motivasi. Perubahan positif akan terlihat sekitar 2 minggu atau beberapa bulan. Cara ini memiliki keberhasilan 50 % hingga 70%.
-latihan menahan keluarnya air kencing (bledder training exercise)
cara ini dilakukan pada anak yang memiliki kandung kencing yang kecil.
-terapi kejiwaan (physiotherapy), terapi diet, terapi hipnotis (hypnotherapy) belum banyak dilakukan pada penanganan enuresis primer. Terapi diet yaitu membatasi makanan yang memiliki efek terhadap episode enuresis seperti yang mengandung coklat, soda, kafein.

Mengatasi anak ngompol bukanlah suatu hal yang mudah. Hal ini diperlukan kerja sama antara orang tua, anak bahkan dokter. Sebagai orang tua kita harus menyingkapi masalah ini dengan penuh kesabaran dan pengertian kepada anak dengan tidak memojokkan atau mengolok-oloknya. Anak justru harus diberi motivasi dan kasih sayang agar terbentuk kepercayaan diri sehingga mereka dapat mengatasi masalah ngompol pada dirinya. Karena ngompol yang berlarut-larut akan mengganggu kehidupan sosial dan psikologis yang akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak itu sendiri.

ENURESIS ??

ENURESIS ??

enuresis adalah keadaan tidak dapat menahan keluarnya air kencing yang bila terjadi ketika tidur malam hari disebut enuresis nocturnal. Hal ini masih dianggap normal bila terjadi pada balita dan apabila masih dialami anak usia di atas 5 tahun perlu mendapat perhatian khusus. Kasus ini tejadi hanya sekitar 1 diantara 100 anak yang tetap ngompol setelah usia 15 tahun. Pada sebagian besar kasus ngompol dapat sembuh sendiri sampai anak mencapai usia 10-15 tahun. Enuresis sering terjadi pada anak laki-aki daripada perempun. Studi yang dilakukan di beberapa Negara menunjukan bahwa tidak ada pengaruh budaya nampak pada kejadian enuresis pada anak-anak. Di sisi lain, gangguan tersebut tidak muncul untuk berjalan dalam keluarga, anak-anak dengan salah satu orangtua yang basah tempat tidur sebagai seorang anak lima sampai tujuh kali lebih mungkin untuk memiliki enuresis dari anak-anak yang orangtuanya tidak memiliki gangguan dimasa kanak-kanak.

Enuresis sendiri dikelompokkan menjadi enuresis primer, dimana anak yang sejak lahir hingga usia 5 atau 6 tahun masih tetap ngompol tetapi bila anak pernah ‘kering’ sedikitnya 6 bulan dan mendadak ngompol lagi maka dikelompokkan pada enuresis sekunder. Umumnya enuresis primer lebih banyak terjadi. Berdasarkan hasil penelitian enuresis jenis ini dapat terjadi karena adanya faktor keturunan, apabila kedua orang tua memiliki riwayat ngompol maka 77% anaknya akan mengalami hal serupa. Bila hanya salah satu orang tua ada riwayat enuresis maka akan terjadi 44% pada anaknya dan bila kedua orang tua sama sekali tidak ada riwayat, kemungkinan terjadi enuresis pada anaknya hanya sekitar 15 %.

Jumat, 04 Juni 2010

GANGGUAN ELIMINASI

Gangguan eliminasi dibagi menjadi dua yaitu enuresis dan enkopresis. Enuresis merupakan kondisi dimana anak mengompol di malam hari selama tidur saat anak seusianya sudah mampu menahan kencing atau saat anak tersebut baru bisa menahan kencing tidak lebih dari 6 bulan berturut-turut sebelum enuresis mulai terjadi pada anak. Enuresis merupakan kata dari bahasa Yunani yang berarti “membuat air”. Istilah ini digunakan sebagai istilah medis untuk mengompol, baik saat malam hari (nokturnal) maupun siang hari (diurnal). Istilah enuresis ini lebih sering dianggap mewakili enuresis saat tidur malam hari atau lazim disebut primary nocturnal enuresis (PNE) atau enuresis nokturnal. Enuresis nokturnal merupakan kondisi dimana anak yang sudah mampu menahan kencing saat terjaga tetapi mengompol saat tertidur. Sumber pustaka lainnya secara rinci menyebutkan bahwa syarat enuresis adalah anak berusia 5 tahun ke atas yang mengompol setidaknya 1-2 kali seminggu selama minimal 3 bulan. Namun, disebutkan pula bahwa PNE merupakan kondisi dimana anak mengompol di malam hari selama tidur saat anak seusianya sudah mampu menahan kencing atau saat anak tersebut baru bisa menahan kencing tidak lebih dari 6 bulan berturut-turut sebelum enuresis mulai terjadi pada anak.
Encopresis adalah gangguan eliminasi yang melibatkan berulang kali setelah buang air besar di tempat-tempat yang tidak tepat setelah usia ketika kontrol usus biasanya diharapkan.Encopresis dan enuresis dapat terjadi bersama-sama, meskipun paling sering terjadi secara terpisah.

GANGGUAN KOMUNIKASI

DEFINISI

Dalam berkomunikasi kita berbicara dan menggunakan bahasa. Nah, sebelum kita membahas apa saja yang termasuk kedalam gangguan komunikasi alangkah baiknya kita harus tahu dulu apa itu perbedaan bahasa dan bicara tersebut. Bahasa berarti menyatakan dan menerima informasi dalam suatu cara tertentu sedangkan bicara merupakan pengucapan yang menunjukan ketrampilan seseorang mengucapakan suara dalam suatu kata. Dalam berkomunikasi juga sering mengalami gangguan atau hambatan. gangguan komunikasi meliputi berbagai lingkup masalah yaitu gangguan bicara, bahasa, dan mendengar. Gangguan bahasa dan bicara melingkupi gangguan artikulasi, gangguan mengeluarkan suara, afasia (kesulitan menggunakan kata-kata, biasanya karena memar atau luka pada otak), dan keterlambatan di dalam berbicara atau berbahasa. Keterlambatan bicara dan bahasa tergantung dari beberapa penyebab, termasuk di dalamnya adalah faktor lingkungan atau gangguan pendengaran. Seorang anak yang mengalami gangguan berbahasa mungkin saja dapat mengucapkan suatu kata dengan jelas tetapi ia tidak dapat menyusun dua kata dengan baik. Sebaliknya, ucapan seorang anak mungkin sedikit sulit untuk dimengerti, tetapi ia dapat menyusun kata-kata yang benar untuk menyatakan keinginannya. Kemampuan bicara dan bahasa melibatkan perkembangan kognitif sensorimotor, psikologis, emosi dan lingkungan sekitar anak. Kemampuan bahasa pada umumnya dapat dibedakan atas kemampuan reseptif (mendengar dan memahami) dan kemampuan ekspresif (berbicara). Kemampuan bicara lebih dapat dinilai dari kemampuan lainnya sehingga pembahasan mengenai kemampuan bahasa lebih sering dikaitkan dengan kemampuan berbicara. kemahiran dalam bahasa dan berbicara dipengaruhi oleh faktor intrinsik (dari anak) dan faktor ekstrinsik (dari lingkungan). Faktor intrinsik yaitu kondisi pembawaan sejak lahir termasuk fisiologis dari organ yang terlibat dalam kemampuan bahasa dan berbicara. Sementara itu faktor ekstrinsik berupa stimulus yang ada di sekeliling anak terutama perkataan yang didengar atau ditujukan kepada si anak. Gangguan bahasa dan berbicara adalah salah satu penyebab gangguan perkembangan yang paling sering ditemukan pada anak. Keterlambatan bicara adalah keluhan utama yang sering dicemaskan dan dikeluhkan orang tua kepada dokter. Gangguan ini semakin hari tampak semakin meningkat pesat. Dari penelitian didapatkan bahwa gangguan bahasa dan berbicara terjadi 1% sampai 32% dari populasi normal dan sebanyak 60% dari kasus yang ditemukan terjadi secara spontan pada anak berumur dibawah 3 tahun.

Masalah bicara dan bahasa sebenarnya berbeda tetapi kedua masalah ini sering kali tumpang tindih. Gangguan bicara dan bahasa terdiri dari masalah artikulasi, masalah suara, masalah kelancaran berbicara (gagap), afasia (kesulitan dalam menggunakan katakata, biasanya akibat cedera otak) serta keterlambatan dalam bicara atau bahasa. Keterlambatan bicara dan bahasa dapat disebabkan oleh berbagai faktor termasuk faktor lingkungan atau hilangnya pendengaran. Gangguan bicara dan bahasa juga berhubungan erat dengan area lain yang mendukung seperti fungsi otot mulut dan fungsi pendengaran. Keterlambatan dan gangguan bisa mulai dari bentuk yang sederhana seperti bunyi suara yang “tidak normal” (sengau, serak) sampai dengan ketidakmampuan untuk mengerti atau menggunakan bahasa, atau ketidakmampuan mekanisme oralmotor dalam fungsinya untuk bicara dan makan.

Gangguan komunikasi biasanya merupakan bagian dari retardasi mental, misalnya pada Down sindrom. Pada anak dengan retardasi mental, terdapat disfungsi otak akibat adanya ketidaknormalan yang luas dari struktur otak, neurotransmitter atau mielinisasi, sehingga perkembangan mentalnya terhenti atau tidak lengkap, sehingga berpengaruh pada semua kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial.

American Psychiatric Association’s Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorder (DSM IV) membagi gangguan bahasa dalam 4 tipe.
1. Gangguan bahasa ekspresif
2. Gangguan bahasa reseptif-ekspresif
3. Gangguan phonological
4. Gagap

Sumber :
Ramin A, David TW. Dalam : Ricard EB, Robert MK, Hal BJ, penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke18. Philadelphia : Saunders, 2004; 15161

Coplan, James. Normal speech and language development : Pediatric In Review, 1995;9199

Kaplan, Harold I. Gangguan komunikasi. Dalam : I Made Wiguna, editor. Sinopsis psikiatri : Bina Rupa Aksara, 1997 ; 76682

GANGGUAN EKSPRESIF

Bahasa ekspresif adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara simbolis baik visual (menulis, memberi tanda) atau auditorik. Pada gangguan bahasa ekspresif, secara klinis kita bisa menemukan gejala seperti perbendaharaan kata yang jelas terbatas, pemakaian keterangan waktu (tenses) yang tepat, produksi kalimat yang kompleks, membuat kesalahan dalam kosa kata, mengalami kesulitan dalam mengingat kata-kata atau membentuk kalimat yang panjang dan memiliki kesulitan dalam pencapaian akademik, dan komunikasi sosial, namun pemahaman bahasa anak tetap relatif utuh. Gangguan menjadi jelas pada kira-kira usia 18 bulan, saat anak tidak dapat mengucapkan kata dengan spontan atau meniru kata dan menggunakan gerakan badannya untuk menyatakan keinginannya. Jika anak akhirnya bisa berbicara, defisit bahasa menjadi jelas, terjadi kesalahan artikulasi seperti bunyi th, r, s, z, y. Riwayat keluarga yang memiliki gangguan bahasa ekspresif juga ikut mendukung diagnosis.

Sumber:
Kaplan, Harold I., Sadock, Benjamin J, Grebb, Jack A. (2002). Sinopsis psikiatri ilmu pengetahuan psiatri klinis. Jakarta : Binarupa Aksara.

GANGGUAN RESEPTIF EKSPRESIF

Apa sih reseptif ekspresif itu? Mungkin kalimat itu terdengar asing bagi kita yang belum mengetahuinya. Bahasa reseptif merupakan kemampuan untuk mengerti apa yang dilihat dan apa yang didengar. sedangkan bahasa ekspresif adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara simbolis baik visual (menulis, memberi tanda) atau auditorik.

Pada gangguan bahasa campuran reseptif-ekspresif, selain ditemukan gejala-gejala gangguan bahasa ekspresif, juga disertai kesulitan dalam mengerti kata dan kalimat. Ciri klinis penting dari gangguan tersebut adalah gangguan yang bermakna pada pemahaman bahasa dan ekspresi bahasa. Gangguan ini biasanya tampak sebelum usia 4 tahun. Bentuk yang parah terlihat pada usia 2 tahun, bentuk ringan tidak terlihat sampai usia 7 tahun atau lebih tua. Anak dengan gangguan bahasa Reseptif-ekspresif campuran memiliki gangguan auditorik sensorik atau tidak mampu memproses simbol visual seperti arti suatu gambar. Mereka memiliki defisit dalam mengintegrasikan symbol auditorik maupun visual, contohnya mengenali atribut dasar yang umum untuk mainan truk dan mainan mobil penumpang. Anak dengan gangguan bahasa campuran reseptif-ekspresif biasanya tampak tuli.

Terdapat dua aspek untuk dapat berkomunikasi, pertama aspek sensorik (input bahasa) yang melibatkan telinga dan mata, dan kedua aspek otorik (output bahasa) yang melibatkan vokalisasi dan pengaturannya.
Otak memiliki tiga pusat yang mengatur mekanisme berbahasa, dua pusat bersifat reseptif yang mengurus penangkapan bahasa lisan dan tulisan serta satu pusat lainnya bersifat ekspresif yang mengurus pelaksanaan bahasa lisan dan tulisan. Ketiganya berada di hemisfer dominan dari otak atau sistem susunan saraf pusat. Kedua pusat bahasa reseptif tersebut adalah area 41 dan 42 disebut area Wernicke, merupakan pusat persepsi auditoroleksik yaitu mengurus pengenalan dan pengertian segala sesuatu yang berkaitan dengan bahasa lisan (verbal). Area 39 Broadman adalah pusat persepsi visuoleksik yang mengurus pengenalan dan pengertian segala sesuatu yang bersangkutan dengan bahasa tulis. Sedangkan area Broca adalah pusat bahasa ekspresif. Ketiga pusat tersebut berhubungan satu sama lain melalui serabut asosiasi.

GANGGUAN FONOLOGIS

Anak dengan gangguan ini akan melakukan kesalahan dalam produksi suara, menghilangkan suara tertentu seperti konsonan. Biasanya anak-anak dengan kesulitan berbicara memiliki masalah dalam pengucapan, yaitu berhubungan dengan gangguan motorik, diantaranya kemampuan untuk memproduksi suara. Anak-anak yang mengalami gangguan ini menguasai dan mampu menggunakan perbendaharaan kata dalam jumlah besar namun pengucapannya tidak jelas. Contohnya biru diucapkan sebagai biu. Mereka tidak menguasai artikulasi suara dari huruf-huruf yang dikuasai terkemudian, seperti r,s,t,f,z,l, dan c.


Sumber:
Davidson,Gerald C.,Neal,John M.,Kring,Ann M.2006.Psikologi Abnormal.edisi kesembilan.Jakarta: PT Raja Garfindo Persada.

APA ITU GAGAP ?

Gagap adalah gangguan dalam berbicara atau lambat di dalam berbicara, umumnya muncul antara usia 3-4 tahun dan dapat berkembang menjadi kasus yang kronik apabila tidak ditangani secara adekuat. Gagap dapat secara spontan menghilang pada usia remaja, namun terapi bicara dan bahasa sebaiknya dilakukan sebelumnya.

Gagap merupakan gangguan kelancaran atau abnormalitas dalam kecepatan atau irama bicara. Terdapat pengulangan suara, suku kata atau kata, atau suatu bloking yang spasmodik, bisa terjadi spasme tonik dari otot-otot bicara seperti lidah, bibir, dan laring. Anak akan melakukan perpanjangan, penyiapan, berhenti dalam berkata dan mengucapkan kalimat, substitusi kata untuk menghindari hambatan dalam berbicara.

Anak yang gagap dapat diketahui dari cara dia berbicara, dimana terjadi pengulangan atau perpanjangan suara, kata, atau suku kata. Biasanya sering terjadi pada anak laki-laki usia 23 tahun dan 57 tahun. Sangat sering disertai mengedip mata dan menggoyangkan kepala. Terdapat kecenderungan adanya riwayat gagap dalam keluarga. Selain itu, gagap juga dapat disebabkan oleh tekanan dari orang tua agar anak bicara dengan jelas, gangguan lateralisasi, rasa tidak aman, dan kepribadian anak.

DEFINISI FOBIA SEKOLAH

Fobia sekolah adalah bentuk kecemasan yang tinggi terhadap sekolah yang biasanya disertai dengan berbagai keluhan yang tidak pernah muncul atau pun hilang ketika “masa keberangkatan” sudah lewat, atau hari Minggu / libur. Fobia sekolah dapat sewaktu-waktu dialami oleh setiap anak hingga usianya 14-15 tahun, saat dirinya mulai bersekolah di sekolah baru atau menghadapi lingkungan baru atau pun ketika ia menghadapai suatu pengalaman yang tidak menyenangkan di sekolahnya.
Berapa lama waktu berlangsungnya fobia sekolah amat tergantung pada penanganan yang dilakukan oleh orangtua. Makin lama anak dibiarkan tidak masuk sekolah (tidak mendapat penanganan apapun), makin lama problem itu akan selesai dan makin sering / intens keluhan yang dilontarkan anak. Namun, makin cepat ditangani, problem biasanya akan berangsur-angsur pulih dalam waktu sekitar 1 atau 2 minggu.

Tingkatan dan Jenis Penolakan Terhadap Sekolah
Para ahli menunjuk adanya beberapa tingkatan school refusal, mulai dari yang ringan hingga yang berat (fobia), yaitu :

1. Initial school refusal behavior
adalah sikap menolak sekolah yang berlangsung dalam waktu yang sangat singkat (seketika/tiba-tiba) yang berakhir dengan sendirinya tanpa perlu penanganan.

2. Substantial school refusal behavior
adalah sikap penolakan yang berlangsung selama minimal 2 minggu.

3. Acute school refusal behavior
adalah sikap penolakan yang bisa berlangsung 2 minggu hingga 1 tahun, dan selama itu anak mengalami masalah setiap kali hendak berangkat sekolah

4. Chronic school refusal behavior
adalah sikap penolakan yang berlangsung lebih dari setahun, bahkan selama anak tersebut bersekolah di tempat itu.

JENIS - JENIS FOBIA SEKOLAH

Terdapat bermacam-macam jenis fobia sekolah. Umumnya para ahli menyimpulkan bahwa terdapat empat jenis fobia sekolah yang ditandai dengan penolakan masuk sekolah mulai dari yang ringan sampai dengan yang berat.

1.Fobia sekolah tahap awal atau initial school refusal behavior. Ini adalah perilaku menolak masuk sekolah yang tiba-tiba dan berlangsung kurang dari satu minggu. Penanganan yang cepat dari orang tua dapat segera menyembuhkan ketakutannya.

2.Fobia sekolah yang lebih besar atau substantial school refusal behavior. Ini adalah perilaku menolak sekolah yang telah berlangsung lebih dari satu minggu. Untuk menyembuhkan ketakutannya, orang tua perlu bekerja lebih keras lagi dengan melibatkan guru kelas, konselor anak atau guru BP di sekolah tersebut. Kalau pada tahap ini ketakutan anak tidak diselesaikan, dikhawatirkan akan meningkat ke tahap berikutnya, yaitu tahap akut.

3.Fobia sekolah tahap akut atau biasa disebut dengan istilah acute school refusal behavior. Ini adalah perilaku penolakan yang sudah berlangsung lebih lama lagi, yaitu dua minggu hingga satu tahun. Untuk menyembuhkannya, mungkin dibutuhkan beberapa kali terapi dan mungkin sudah membutuhkan bantuan seorang psikolog atau psikiater.

4.Tingkat fobia yang paling berat adalah chronic school refusal behavior. Ini adalah perilaku menolak pergi ke sekolah yang sudah lebih dari setahun.

Kamis, 03 Juni 2010

Tanda-tanda Fobia Sekolah

Berikut ini adalah tanda-tanda yang dialami anak-anak yang fobia sekolah :
1. Menolak berangkat ke sekolah.
2. Bersedia datang ke sekolah, tetapi tidak lama kemudian ingin  pulang.
3. Pergi ke sekolah sambil menangis, menempel terus dengan orang tua atau pengasuhnya, atau menunjukkan sikap rewel  seperti menjerit-jerit di kelas, agresif dan kasar terhadap anak lainnya atau pun menunjukkan sikap-sikap melawan gurunya.
4. Menunjukkan ekspresi wajah sedemikian rupa untuk meminta belas kasih agar diijinkan pulang – dan ini berlangsung selama periode tertentu.
5. Tidak masuk sekolah selama beberapa hari.
6. Keluhan fisik sering dijadikan alasan seperti sakit perut, sakit kepala, pusing, mual, muntah-muntah, gemetaran, keringatan, atau keluhan lainnya. Mereka berharap dengan alasan sakit, maka ia diperbolehkan tinggal di rumah.
7. Keluhan lainnya di luar keluhan fisik dengan tujuan tidak usah berangkat ke sekolah. 

Faktor Penyebab Fobia Sekolah

Dibawah ini ada beberapa penyebab Fobia sekolah yang biasa dilalami oleh anak-anak menurut para ahli :
1. Separation Anxiety
Penyebabnya antara lain karena anak mengalami separation anxiety,  yang pada umumnya dialami anak usia balita (18-24 bulan). Bagi mereka, sekolah berarti pergi dari rumah untuk jangka waktu cukup lama. Mereka tak hanya akan merasa rindu terhadap ayah ibu atau pun mainannya, tetapi juga cemas menghadapi tantangan. Pemicu lainnya anak mengalami pengalaman negatif di sekolah dan tekanan di dalam rumah, seperti ayah ibu sering bertengkar sehingga menganggu konsentrasi belajar.

2. Pengalaman Negatif di Sekolah atau Lingkungan
      Kemungkinan anak-anak malas masuk ke sekolah karena dirinya kesal, takut dan malu setelah dicemooh dan diejek teman-temanya di sekolah. Juga bisa saja karena persepsinya akan guru yang galak, hal tersebutlah yang membuat anak-anak mogok sekolah.
Atau, ada hal lain, seperti mobil jemputan yang tidak nyaman karena ngebut, perjalanan yang panjang dan melelahkan, takut pergi sendiri ke sekolah, takut sekolah setelah mendengar cerita seram di sekolah, takut menyeberang jalan, takut bertemu seseorang yang “menyeramkan” di perjalanan, takut diperas oleh kawanan anak nakal, atau takut melewati jalan yang sepi. Para ahli mengatakan, bahwa masalah-masalah tersebut sudah dapat menimbulkan stress dan kecemasan yang membuat anak menjadi bad mood, tegang, resah, dan mulai merengek tidak mau sekolah.
Tidak semua anak bisa menceritakan ketakutannya itu karena mereka sendiri terkadang masih sulit memahami, mengekspresikan dan memformulasikan perasaannya. Belum lagi jika mereka takut dimarahi orang tua karena dianggap alasannya itu mengada-ada dan tidak masuk akal. Akhirnya yang tampak adalah mogok sekolah, agresif, pemurung, kehilangan nafsu makan, keluhan-keluhan fisik, dan tanda-tanda lain.

3. Problem Dalam Keluarga
      Hal lain  bisa disebabkan oleh problem yang sedang dialami oleh orangtua dan keluarga  secara keseluruhan. Misalnya, anak sering mendengar dan  bahkan melihat pertengkaran yang terjadi antara orang tuanya, hal ini  menimbulkan tekanan emosional yang mengganggu konsentrasi belajar. Anak merasa ikut bertanggung jawab atas kesedihan yang dialami orang tuanya, dan ingin melindungi, entah mamanya – atau papanya. Sakitnya salah seorang anggota keluarga, entah orangtua atau kakak/adik, juga dapat membuat anak enggan pergi ke sekolah. Anak takut jika terjadi sesuatu dengan keluarganya yang sakit ketika ia tidak ada di rumah.

cara Penanganan fobia sekolah

Fobia sekolah bukanlah kelainan yang menetap. Dengan penanganan yang teratur dan bijaksana, masalah fobia sekolah dapat disembuhkan. Berikut ini beberapa pertimbangan yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk menangani anak yang fobia sekolah.

Pertama, mengharuskan anak tetap bersekolah. Para psikolog berpendapat bahwa manusia membutuhkan “kondisi terpaksa” untuk mengalahkan rasa takutnya. Maka terapi yang terbaik untuk anak yang mengalami fobia sekolah adalah dengan tetap memaksanya pergi ke sekolah setiap hari.

Kedua, buka komunikasi dengan anak-anak dan perhatikan keluhan-keluhan mereka. Memperhatikan keluhan-keluhan anak dapat dilakukan melalui sikap listening dan emphaty. Linstening berarti mendengarkan. Kata “mendengar” berbeda dengan “mendengarkan”. Mendengarkan artinya mendengarkan dengan hati apa yang diutarakan oleh anak, sehingga orang tua dapat memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh anak dibalik kata-kata yang diucapkan. Sedangkan emphaty adalah sikap rela menempatkan diri pada posisi anak. Dengan menempatkan diri pada posisi anak, orang tua dapat merasakan apa yang dirasakan anak, mengerti apa yang dimengerti anak, melihat apa yang dilihat anak dan berpikir seperti yang dipikirkan anak. Dengan demikian orang tua dapat memberi perhatian dan mengambil tindakan dengan bijaksana.

Ketiga, konsultasikan keluhan-keluhan anak ke ahli sesuai dengan bidangnya. Kalau keluhan itu menyangkut masalah gangguan fisiknya, konsultasikan kepada ahli medis atau dokter. Jika keluhan itu menyangkut masalah gangguan emosinya, konsultasikan kepada psikolog atau konselor di sekolah. Jika gangguan itu menyangkut masalah pelajaran atau hubungan dengan teman-teman di kelas, konsultasikan dengan guru kelasnya.

Bentuk-bentuk Anxiety Disorder

1.Generalized Anxiety Disorder
Ciri-ciri umumnya sih sebenernya sama kayak cemas biasa. Yang bikin beda adalah, penderita generalized anxiety disorder cemasnya terus menerus. Hampir sepanjang hari dia habiskan untuk mencemaskan hal-hal yang sebenarnya nggak perlu. Akibatnya, dia jadi nggak bisa menjalankan hidup dengan normal. Boro-boro mau mikirin pelajaran, tiap saat otaknya selalu dipenuhi pikiran-pikiran buruk yang bikin dia selalu khawatir.

2.Social Anxiety Disorder
Disebut juga social phobia, orang yang mengidap gangguan ini bakal ngerasa takut banget kalo harus berinteraksi dengan orang lain. Dia takut dicap buruk oleh orang lain dan dipermalukan di depan umum. So, dia lebih memilih menghindar dari lingkungannya.

3.Post-traumatic Stress Disorder
Ini adalah gangguan kecemasan yang muncul gara-gara seseorang baru mengalami sebuah peristiwa yang traumatis.

4.Panic Disorder
Lagi nggak ngapa-ngapain, tiba-tiba aja lo kena “serangan”. Dada berdegup kencang, kepala pusing, mata berkunang-kunang, nafas jadi sesak, dan merasa seperti mau mati atau mau gila. Itu namanya panic attack. Kalo serangan ini terjadi berulang-ulang, namanya panic disorder.

5.Obsessive Compulsive Disorder (OCD)
Penderita OCD biasanya ngerasa harus melakukan sesuatu tanpa alasan yang jelas, dan nggak bisa dikontrol. Misalnya, belasan kali mengecek apakah lampu kamar udah dimatikan atau belum. Atau mencuci tangan berkali-kali, dan merapikan semua buku di rak supaya sejajar.

6.Phobia
Rasa takut yang berlebihan terhadap hal-hal yang nggak perlu ditakuti.

Selain itu ada beberapa kategori gangguan kecemasan menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) IV yang sering dibahas diantaranya adalah:
1) Gangguan panik tanpa agoraphobia
2) Gangguan panik dengan agoraphobia
3) Agoraphobia tanpa riwayat gangguan panik
4) Phobia spesifik
5) Phobia sosial
6) Gangguan obsesif-kompulsif
7) Gangguan stres pasca traumatik
8) Gangguan stres akut
9) Gangguan kecemasan umum
10) Gangguan kecemasan yang tidak terdefinisi

ANXIETY DISORDER

DEFINISI

Kecemasan merupakan hal yang normal terjadi pada setiap individu, reaksi umum terhadap stress kadang dengan disertai kemunculan kecemasan. Namun kecemasan itu dikatakan menyimpang bila individu tidak dapat meredam (merepresikan) rasa cemas tersebut dalam situasi dimana kebanyakan orang mampu menanganinya tanpa adanya kesulitan yang berarti.

Kecemasan dapat muncul pada situasi tertentu seperti berbicara didepan umum, tekanan pekerjaan yang tinggi, menghadapi ujian. Situasi-situasi tersebut dapat memicu munculnya kecemasan bahkan rasa takut. Namun, gangguan kecemasan muncul bila rasa cemas tersebut terus berlangsung lama, terjadi perubahan perilaku, atau terjadinya perubahan metabolisme tubuh. Gangguan panik timbul pada usia muda dan dewasa (pertengahan-30an). dapat juga timbul pada usia muda dan usia lanjut. Seseorang dikatakan menderita anxiety disorder apabila kecemasan atau anxietas ini mengganggu aktivitas dalam kehidupan dari diri individu tersebut. salah satunya terganggunya fungsi sosial dalam diri individu. Misalnya, kecemasan yang berlebihan ini menghambat diri seseorang untuk menjalin hubungan akrab antar individu maupun kelompoknya.

Gangguan kecemasan diperkirakan mengidap 1 dari 10 orang. Menurut data National Institute of Mental Health (2005) di Amerika Serikat terdapat 40 juta orang mengalami gangguan kecemasan pada usia 18 tahun sampai pada usia lanjut. Ahli psikoanalisa beranggapan bahwa penyebab kecemasan neurotik dengan memasukan persepsi diri sendiri, dimana individu beranggapan bahwa dirinya dalam ketidakberdayaan, tidak mampu mengatasi masalah, rasa takut akan perpisahan, terabaikan dan sebagai bentuk penolakan dari orang yang dicintainya. Perasaan-perasaam tersebut terletak dalam pikiran bawah sadar yang tidak disadari oleh individu.
Berbeda dengan pendapat psikoanalisa, ahli psikologi teori belajar beranggapan bahwa kecemasan lebih disebabkan peristiwa eksternal dibandingkan konflik internal dalam pribadi individu. Adanya pengkondisian yang siap (prepared conditioning) pada individu membuat individu semakin siap dalam menghadapi pelbagai situasi stressor dikemudian hari.

Analisis kognitif munculnya kecemasan disebabkan oleh bagaimana individu memikirkan situasi dan kemungkinan-kemungkinan bahaya yang mungkin dapat muncul. Pikiran-pikiran tersebut kadang tidak realistik, individu cenderung untuk menambahkan tingkat bahaya tersebut dibandingkan pada orang normal yang menilai "tidak begitu berbahaya". Akibatnya indvidu meningkatkan tingkat kewaspadaan secara berlebihan (tentunya dengan ada rasa cemas berlebihan) dan mencari-cari tanda bahaya. Misalnya saja suara bising ditengah malam pada sebuah rumah, individu menginterpretasikan seebagai perampokan dan sebagainya. Parahnya tingkat kecemasan sangat tergantung pada indvidu bagaimana melakukan obsesi kecemasannya itu.

Gejala Umum Kecemasan

Setiap orang mempunyai reaksi yang berbeda terhadap stres tergantung pada kondisi masing-masing individu, beberapa simtom yang muncul tidaklah sama. Kadang beberapa diantara simtom tersebut tidak berpengaruh berat pada beberapa individu, lainnya sangat mengganggu.
1)Berdebar diiringi dengan detak jantung yang cepat
Kecemasan memicu otak untuk memproduksi adrenalin secara berlebihan pada pembuluh darah yang menyebabkan detak jantung semakin cepat dan memunculkan rasa berdebar. Namun dalam beberapa kasus yang ditemukan individu yang mengalami gangguan kecemasan kontinum detak jantung semakin lambat dibandingkan pada orang normal.
2)Rasa sakit atau nyeri pada dada
Kecemasan meningkatkan tekanan otot pada rongga dada. Beberapa individu dapat merasakan rasa sakit atau nyeri pada dada, kondisi ini sering diartikan sebagai tanda serangan jantung yang sebenarnya adalah bukan. Hal ini kadang menimbulkan rasa panik yang justru memperburuk kondisi sebelumnya.
3)Rasa sesak napas
Ketika rasa cemas muncul, syaraf-syaraf impuls bereaksi berlebihan yang menimbulkan sensasi dan sesak pernafasan, tarikan nafas menjadi pendek seperti kesulitan bernafas karena kehilangan udara.
4)Berkeringat secara berlebihan
Selama kecemasan muncul terjadi kenaikan suhu tubuh yang tinggi. Keringat yang muncul disebabkan otak mempersiapkan perencanaan fight or flight terhadap stressor
5)Kehilangan gairah seksual atau penurunan minat terhadap aktivitas seksual
6)Gangguan tidur
7)Tubuh gemetar
Gemetar adalah hal yang dapat dialami oleh orang-orang yang normal pada situasi yang menakutkan atau membuatnya gugup, akan tetapi pada individu yang mengalami gangguan kecemasan rasa takut dan gugup tersebut terekspresikan secara berlebihan, rasa gemetar pada kaki, atau lengan maupun pada bagian anggota tubuh yang lain.
8)Tangan atau anggota tubuh menjadi dingin dan bekeringat
9)Kecemasan depresi memunculkan ide dan keinginan untuk bunuh diri
10)Gangguan kesehatan seperti sering merasakan sakit kepala (migrain)

Cara Mengatasi Kemunculan Gangguan Kecemasan

Dibawah ini ada beberapa hal agar kecemasan tersebut bisa dicegah :
1) Kontrol pernafasan yang baik
Rasa cemas membuat tingkat pernafasan semakin cepat, hal ini disebabkan otak "bekerja" memutuskan fight or flight ketika respon stres diterima oleh otak. Akibatnya suplai oksigen untuk jaringan tubuh semakin meningkat, ketidakseimbangan jumlah oksigen dan karbondiosida di dalam otak membuat tubuh gemetar, kesulitan bernafas, tubuh menjadi lemah dan gangguan visual. Ambil dalam-dalam sampai memenuhi paru-paru, lepaskan dengan perlahan-lahan akan membuat tubuh jadi nyaman, mengontrol pernafasan juga dapat menghindari serangan panik.

2) Melakukan relaksasi
Kecemasan meningkatkan tension otot, tubuh menjadi pegal terutama pada leher, kepala dan rasa nyeri pada dada. Cara yang dapat ditempuh dengan melakukan teknik relaksasi dengan cara duduk atau berbaring, lakukan teknik pernafasan, usahakanlah menemukan kenyamanan selama 30 menit.

3) Intervensi kognitif
Kecemasan timbul akibat ketidakberdayaan dalam menghadapi permasalahan, pikiran-pikiran negatif secara terus-menerus berkembang dalam pikiran. caranya adalah dengan melakukan intervensi pikiran negatif dengan pikiran positif, sugesti diri dengan hal yang positif, singkirkan pikiran-pikiran yang tidak realistik. Bila tubuh dan pikiran dapat merasakan kenyamanan maka pikiran-pikiran positif yang lebih konstruktif dapat meuncul. Ide-ide kreatif dapat dikembangkan dalam menyelesaikan permasalahan.

4) Pendekatan agama
Pendekatan agama akan memberikan rasa nyaman terhadap pikiran, kedekatan terhadap Tuhan dan doa-doa yang disampaikan akan memberikan harapan-harapan positif.

5) Pendekatan keluarga
Dukungan (supportif) keluarga efektif mengurangi kecemasan. Jangan ragu untuk menceritakan permasalahan yang dihadapi bersama-sama anggota keluarga. Ceritakan masalah yang dihadapi secara tenang, katakan bahwa kondisi Anda saat ini sangat tidak menguntungkan dan membutuhkan dukungan anggota keluarga lainnya. Mereka akan berusaha bersama-sama Anda untuk memecahakan masalah Anda yang terbaik.

6) Olahraga
Olahraga tidak hanya baik untuk kesehatan. Olaharaga akan menyalurkan tumpukan stres secara positif. Lakukan olahraga yang tidak memberatkan, dan memberikan rasa nyaman kepada diri Anda.

TERAPI GANGGUAN KECEMASAN

Pendekatan-pendekatan psikologis berbeda satu sama lain dalam tekhnik dan tujuan penanganan kecemasan. Tetapi pada dasarnya berbagai tekhnik tersebut sama-sama mendorong klien untuk menghadapi dan tidak menghindari sumber-sumber kecemasan mereka. Dalam menangani gangguan kecemasan dapat melalui beberapa pendekatan :
1.Pendekatan-Pendekatan Psikodinamika
Dari perspektif psikodinamika, kecemasan merefleksikan energi yang dilekatkan kepada konflik-konflik tak sadar dan usaha ego untuk membiarkannya tetap terepresi. Psikoanalisis tradisional menyadarkan bahwa kecemasan klien merupakan simbolisasi dari konflik dalam diri mereka. Dengan adanya simbolisasi ini ego dapat dibebaskan dari menghabiskan energi untuk melakukan represi. Dengan demikian ego dapat memberi perhatian lebih terhadap tugas-tugas yang lebih kreatif dan memberi peningkatan. Begitu juga dengan yang modern, akan tetapi yang modern lebih menjajaki sumber kecemasan yang berasal dari keadaaan hubungan sekarang daripada hubungan masa lampau. Selain itu mereka mendorong klien untuk mengembangkan tingkah laku yang lebih adaptif.

2.Pendekatan-Pendekatan Humanistik
Para tokoh humanistik percaya bahwa kecemasan itu berasal dari represi sosial diri kita yang sesungguhnya. Kecemasan terjadi bila ketidaksadaran antara inner self seseorang yang sesungguhnya dan kedok sosialnya mendekat ke taraf kesadaran. Oleh sebab itu terapis-terapis humanistik bertujuan membantu orang untuk memahami dan mengekspresikan bakat-bakat serta perasaan-perasaan mereka yang sesungguhnya. Sebagai akibatnya, klien menjadi bebas untuk menemukan dan menerima diri mereka yang sesunggguhnya dan tidak bereaksi dengan kecemasan bila perasaan-perasaan mereka yang sesungguhnya dan kebutuhan-kebutuhan mereka mulai muncul ke permukaan.
3.Pendekatan-Pendekatan Biologis
Pendekatan ini biasanya menggunakan variasi obat-obatan untuk mengobati gangguan kecemasan. Diantaranya golongan benzodiazepine Valium dan Xanax (alprazolam). Meskipun benzodiazepine mempunyai efek menenangkan, tetapi dapat mengakibatkan depensi fisik.
Obat antidepresi mempunyai efek antikecemasan dan antipanik selain juga mempunyai efek antidepresi.
4.Pendekatan-Pendekatan Belajar
Efektifitas penanganan kecemasan dengan pendekatan belajar telah banyak dibenarkan oleh beberapa riset. Inti dari pendekatan belajar adalah usaha untuk membantu individu menjadi lebih efektif dalam menghadapi situasi yang menjadi penyebab munculnya kecemasan tersebut. Ada beberapa macam model terapi dalam pendekatan belajar, diantaranya :
a) Pemaparan Gradual
Metode ini membantu mengatasi fobia ataupun kecemasan melalui pendekatan setapak demi setapak dari pemaparan aktual terhadap stimulus fobik. Efektifitas terapi pemaparan sudah sangat terbukti, membuat terapi ini sebagai terapi pilihan untuk menangani fobia spesifik. Pemaparan gradual juga banyak dipakai pada penanganan agorafobia. Terapi bersifat bertahap menghadapkan individu yang agorafobik kepada situasi stimulus yang makin menakutkan, sasaran akhirnya adalah kesuksesan individu ketika dihadapkan pada tahap terakhir yang merupakan tahap terberat tanpa ada perasaan tidak nyaman dan tanpa suatu dorongan untuk menghindar. Keuntungan dari pemaparan gradual adalah hasilnya yang dapat bertahan lama. Cara Menanggulangi ataupun cara membantu memperkecil kecemasan.
b) Rekonstruksi Pikiran
Yaitu membantu individu untuk berpikir secara logis apa yang terjadi sebenarnya. biasanya digunakan pada seorang psikolog terhadap penderita fobia.
c) Flooding
Yaitu individu dibantu dengan memberikan stimulus yang paling membuatnya takut dan dikondisikan sedemikan rupa serta memaksa individu yang menderita anxiety untuk menghadapinya sendiri.
d) Terapi Kognitif
Terapi yang dilakukan adalah melalui pendekatan terapi perilaku rasional-emotif, terapi kognitif menunjukkan kepada individu dengan fobia sosial bahwa kebutuhan-kebutuhan irrasional untuk penerimaan-penerimaan sosial dan perfeksionisme melahirkan kecemasan yang tidak perlu dalam interaksi sosial. Kunci terapeutik adalah menghilangkan kebutuhan berlebih dalam penerimaan sosial. Terapi kognitif berusaha mengoreksi keyakinan-keyakinan yang disfungsional. Misalnya, orang dengan fobia sosial mungkin berpikir bahwa tidak ada seorangpun dalam suatu pesta yang ingin bercakap-cakap dengannya dan bahwa mereka akhirnya akan kesepian dan terisolasi sepanjang sisa hidup mereka. Terapi kognitif membantu mereka untuk mengenali cacat-cacat logis dalam pikiran mereka dan membantu mereka untuk melihat situasi secara rasional. Salah satu contoh tekhnik kognitif adalah restrukturisasi kognitif, suatu proses dimana terapis membantu klien mencari pikiran-pikiran dan mencari alternatif rasional sehingga mereka bisa belajar menghadapi situasi pembangkit kecemasan.
e) Terapi Kognitif Behavioral (CBT)
Terapi ini memadukan tehnik-tehnik behavioral seperti pemaparan dan tehnik-tehnik kognitif seperti restrukturisasi kognitif. Beberapa gangguan kecemasan yang mungkin dapat dikaji dengan penggunaan CBT antara lain : fobia sosial, gangguan stres pasca trauma, gangguan kecemasan menyeluruh, gangguan obsesif kompulsif dan gangguan panik.
Pada fobia sosial, terapis membantu membimbing mereka selama percobaan pada pemaparan dan secara bertahap menarik dukungan langsung sehingga klien mampu menghadapi sendiri situasi tersebut.

GANGGUAN KECEMASAN PADA ANAK DAN REMAJA

Anak dan remaja dengan gangguan kecemasan secara umum atau generalized anxiety disorder (GAD) sering terbelenggu dalam kekhawatiran terhadap kesuksesan dan kemampuan mereka guna mendapatkan pengakuan dari orang lain. Dalam hal ini anak menerapkan target yang cukup tinggi dalam mengerjakan tugasnya agar diperoleh hasil yang sempurna.

Pencapaian target tersebut muncul karena adanya perasaan ketakutan yang cukup mendalam, ketakutan akan gagal, ditolak, dihina taupun diejek oleh lingkungannya. Adanya tuntutan yang berlebih ini kurang didukung dengan perasaan dan keadaan dirinya karena mereka memiliki keragu-raguan yang besar dan tidak yakin atas kemampuannya, bahkan mengkritik dirinya dengan menilai kelemahan yang ada dalam dirinya.

Selain itu anak juga menunjukkan perilaku yang kaku dan kekhawatiran yang berlebih terhadap suatu aturan. Sebagian anak menunjukkan sikap pemalu, dan tidak merasa nyaman dengan suatu hobbi atau kegiatan rekreasi bersama. Tidak jarang diantara mereka menyadari bahwa keadaan dan kekhawatiran yang dialami lebih disebabkan karena situasi yang sedang terjadi, namun mereka tidak dapat menghentikan kecemasannya tersebut.

Berikut ini bentuk perilaku dari gangguan kecemasan umum atau GAD (generalized anxiety disorder) :
Ciri perilaku pada anak :
1.Menangis, marah (tantrum), berdiam diri, ketakutan, tergantung
2.Pemalu yang berlebih
3.Menghindari interaksi dengan orang baru, dan merasa menderita dengan lingkungan sosial yang baru.
Gangguan kecemasan umum pada anak ini biasanya terjadi dan menetap selama enam bulan dan berpengaruh pada perilaku sehari-hari baik di rumah, sekolah, atau dengan teman-temannya.
Sedangkan ciri perilaku pada remaja adalah :
4.Kecemasan yang menunjukkan pada gejala fisik. Misal: berkeringat, sakit perut, gemetar, sesak di dada, sakit kepala, atau gelisah.
5.Menunjukkan perilaku menghindar. Misalnya saja menghindari kegiatan sekolah, atau menghindar dari lingkungan sosialnya dan malas bergaul
6.Gangguan tidur atau kesulitan untuk tidur
7.Kekhawatiran yang berlebih Dalam hal ini peran orangtua sangatlah diperlukan guna membantu anak atau remaja dalam menangani kecemasan yang dialaminya.

Hendaknya orangtua dapat lebih peka terhadap keadaan atau perubahan yang sedang dialami oleh anak. Berbicara secara langsung merupakan salah satu cara yang paling efektif dan memiliki pengaruh luas terhadap jiwa anak. Membicarakan mengenai kekhawatiran dan ketakutan yang dirasakan mereka, diharapkan akan sangat membantu meringankan beban yang dialami. Orangtua dapat pula menyampaikan pada mereka bahwa orang lain juga pernah mengalami hal yang serupa. Hal lain yang dapat diperoleh bahwasannya dengan berbicara secara langsung, orangtua mampu menguatkan anak dalam beradaptasi dengan kondisi dan keadaannya saat ini.

Disamping itu juga orangtua dapat memberikan dorongan dan semangat dengan menggali potensi atau keahlian dalam diri anak. Sehingga mereka dapat mengembangkan kemampuannya dan tidak lagi merasa malu atau minder dengan keadaannya. Melalui berbicara ataupun berinterkasi dengan anak diharapkan nantinya kecemasan yang muncul dapat berkurang bahkan hilang.

Gangguan kecemasan umum dapat pula ditangani dengan melibatkan bantuan terapis, dokter, pihak sekolah, maupun keluarga. Adanya keterbukaan dan komunikasi baik antara keluarga, sekolah, dan profesional yang lain dapat meningkatkan kualitas hidup pada anak dan remaja yang sedang mengalami kecemasan.