Menurut Jacinta F. Rini, M.Psi, dari Harmawan Consulting, Jakarta, diskalkulia dikenal juga dengan istilah "math difficulty" karena menyangkut gangguan pada kemampuan kalkulasi secara matematis. Kesulitan ini dapat ditinjau secara kuantitatif yang terbagi menjadi bentuk kesulitan berhitung (counting) dan mengkalkulasi (calculating). Anak yang bersangkutan akan menunjukkan kesulitan dalam memahami proses-proses matematis.
Diskalkulia adalah ketrampilan matematik yang berada di bawah tingkatan usia, pendidikan dan inteligensi anak. Kata itu berasal dari bahasa Yunani. Dys artinya ‘tuna’. Calculus artinya ‘kerikil’, manik, dekak, atau kelereng. Mungkin karena zaman purba orang berhitung dengan alat bantu batu kerikil maka dari sinilah istilah discalculia tersebut berasal. Dari penelitian para ahli ternyata diskalkulia tidak ada hubungan langsung dengan tingkat inteligensi. Penyebabnya lebih karena disfungsi bagian syaraf tertentu di otak manusia. Mengapa sampai terjadi disfungsi juga berbeda-beda sebabnya. Dalam beberapa kasus ternyata pada waktu kecil pernah mengalami hyperthermia atau panas tubuh terlalu tinggi sehingga harus dimasukkan ke cooling chamber. Akibatnya, mungkin terjadi cedera pada bagian syaraf otak tersebut. Diskalkulia juga ada sebagian yang sifatnya warisan turun temurun karena defeksi pada sel tertentu DNA mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar