Minggu, 27 Desember 2009
KEBIASAAN BURUK, OH NO!!
Setiap orang pasti punya kebiasaan buruk, kita tidak bisa memungkirinya. Tinggal bagaimana kita menanggapi kebiasaan itu untuk menghilangkannya atau paling tidak menguranginya atau membiarkannya saja sampai kita menyadari dikemudian hari (ada penyesalan gitu). Saya tau untuk mengubah kebiasaan buruk itu mungkin tidak mudah tetapi dengan adanya kemauan dan niat dari dalam diri niscaya kebiasaan buruk tersebut dapat berkurang sedikit demi sedikit. Kebiasaan buruk yang dimiliki orang bermacam-macam, ada yang kebiasaan buruk tersebut bersifat dan terlihat pada fisik kamu misalnya, jika makan, mulut kamu tak pernah tak bersuara, atau kamu memiliki kebiasaan suka meminjam barang orang lain, sekali dua kali mungkin wajar tetapi kamu lebih menyenangi barang orang lain dibandingkan dengan kepunyaan kamu sendiri. Mengigit kuku, meludah sembarangan, dan berbicara kotordan juga menunda pekerjaan adalah beberapa contoh dari kebiasaan buruk yang sering kita lakukan ataupun kita dengar. Bagaimana caranya untuk mengubah kebiasaan buruk tersebut? Ada beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain: Pertama kali, kita harus punya niat dan kemauan untuk mengubah kebiasaan buruk kita. Jika kita menginginkan hasil yang maksimal maka kita tidak boleh setengah-setengah dalam melakukan perubahan. Suatu perubahan akan kamu raih jika kamu benar-benar menjalankan proses atau upaya penyembuhan dengan usaha yang keras yang muncul dari diri kamu sendiri.
Selanjutnya lakukan perubahan tersebut secara bertahap, dari hal yang kecil kemudian pada hal yang besar. Perubahan secara drastis dan mendadak akan membuat kamu tersiksa karenanya, kebiasaan yang kita lakukan mau tidak mau telah membuat kita terbiasa, dan kalaupun kita dapat mengubahnya secara drastis maka tak lama sesudahnya kita akan kembali melakukan kebiasaan buruk tersebut, sedangkan tahapan-tahapan yang kita lakukan untuk mencapai perubahan akan membuat kita kian hari kian melupakan apa yang sering kita lakukan. Cara selanjutnya yang paling penting yaitu dengan berdoa, karena dengan berdoa, saya percaya Tuhan akan turut campur dalam perubahan tersebut. Dan jangan lupa bersabar dan tetap optimis, karena dengan tahapan yang panjang membutuhkan waktu yang panjang pula. Karena untuk maju ke depan tidaklah mudah, sehingga bergaul lah di lingkungan yang mendukung perubahan kita agar perubahan tersebut berjalan lancar. Sebelumnya, selami dan pahami dahulu kebiasaan buruk kamu, pikirkan dampak negatif yang akan kamu dapatkan jika kebiasaan buruk itu tetap melekat pada diri kamu, dengan begitu kamu akan terdorong untuk menghilangkannya. Itulah cara-cara yang bisa saya sampaikan, semoga cara-cara tersebut dapat berguna dan bermanfaat bagi kehidupan kita. Jangan pernah lelah untuk mencoba cara menhilangkan kebiasaan buruk tersebut.
MENGATASI MASALAH DALAM DIRI ANDA
Masalah? cara mengatasinya...
Masalah lagi, masalah lagi, setiap masalah pasti tidak pernah lepas dari kehidupan kita. Tinggal bagaimana kita menghadapi masalah tersebut. Ada orang yang mengatasi masalah dengan menggunakan akal sehat tetapi ada juga yang mengatasi masalah dengan instan tanpa menggunakan akal sehatnya. Misalnya saja ada seseorang yang mempunyai masalah yang menurutnya berat, dan baginya masalah tersebut hanya bisa diselesaikan dengan mengakhiri hidupnya. Padahal menurut saya pribadi hal itu hanyalah tindakan emosi semata dan tidak dipikirkan apa akibatnya jika ia melakukan hal tersebut. Seseorang yang mengatasi masalahnya dengan mengakhiri hidupnya sebenarnya hanya menambah masalah bukan menyelesaikan masalahnya. Mengapa saya bisa bilang begitu? Menurut saya, hal itu bisa menambah masalah karena masalah yang dia hadapi tidak saja langsung selesai begitu saja, dan bagaimana dengan keluarga atau orang-orang yang sayang kepadanya, apakah dia tidak memikirkannya. Selain menambah masalah di dunia dia juga menambah masalah di akhirat, karena Tuhan sangat melarang hal tersebut. Sebaiknya dalam menyelesaikan sebuah masalah alangkah baiknya jika kita berpikir dengan jernih dan menggunakan hati yang lapang dalam menyelesaikan sebuah masalah. Kalau bisa sharing kan masalah kita kepada orang tua atau teman yang kita percaya, siapa tau mereka bisa membantu kita mencari jalan keluar dalam menyelesaikan masalah kita.
Semua masalah pasti ada jalan keluarnya. Itu adalah hal yang selalu saya yakini. Seberat apapun masalah kita alangkah baiknya kita selesaikan dengan menggunakan akal sehat kita. Karena itu tetaplah optimis dan jangan menyerah. Tuhan sudah memberikan kehidupan kepada kita, alangkah baiknya jika kita tidak mensia-siakan yang sudah Tuhan berikan kepada kita. Semua masalah bisa diselesaikan dengan mudah apabila kita bisa melihat sisi positif dari sebuah masalah tersebut. Sebuah masalah bisa menjadi bagian dari pengalaman kita jika kita bisa menyelesaikan masalah tersebut, karena menurut saya kita tidak mungkin mengulang kesalahan kedua kali. Introspeksi diri dan renungkan apa yang terjadi dan jangan pernah menyimpan masalah sendirian saja karena hal itu hanya membuat kita semakin memikirkan masalah yang kita hadapi tersebut dan membuat kita semakin murung.
Masalah lagi, masalah lagi, setiap masalah pasti tidak pernah lepas dari kehidupan kita. Tinggal bagaimana kita menghadapi masalah tersebut. Ada orang yang mengatasi masalah dengan menggunakan akal sehat tetapi ada juga yang mengatasi masalah dengan instan tanpa menggunakan akal sehatnya. Misalnya saja ada seseorang yang mempunyai masalah yang menurutnya berat, dan baginya masalah tersebut hanya bisa diselesaikan dengan mengakhiri hidupnya. Padahal menurut saya pribadi hal itu hanyalah tindakan emosi semata dan tidak dipikirkan apa akibatnya jika ia melakukan hal tersebut. Seseorang yang mengatasi masalahnya dengan mengakhiri hidupnya sebenarnya hanya menambah masalah bukan menyelesaikan masalahnya. Mengapa saya bisa bilang begitu? Menurut saya, hal itu bisa menambah masalah karena masalah yang dia hadapi tidak saja langsung selesai begitu saja, dan bagaimana dengan keluarga atau orang-orang yang sayang kepadanya, apakah dia tidak memikirkannya. Selain menambah masalah di dunia dia juga menambah masalah di akhirat, karena Tuhan sangat melarang hal tersebut. Sebaiknya dalam menyelesaikan sebuah masalah alangkah baiknya jika kita berpikir dengan jernih dan menggunakan hati yang lapang dalam menyelesaikan sebuah masalah. Kalau bisa sharing kan masalah kita kepada orang tua atau teman yang kita percaya, siapa tau mereka bisa membantu kita mencari jalan keluar dalam menyelesaikan masalah kita.
Semua masalah pasti ada jalan keluarnya. Itu adalah hal yang selalu saya yakini. Seberat apapun masalah kita alangkah baiknya kita selesaikan dengan menggunakan akal sehat kita. Karena itu tetaplah optimis dan jangan menyerah. Tuhan sudah memberikan kehidupan kepada kita, alangkah baiknya jika kita tidak mensia-siakan yang sudah Tuhan berikan kepada kita. Semua masalah bisa diselesaikan dengan mudah apabila kita bisa melihat sisi positif dari sebuah masalah tersebut. Sebuah masalah bisa menjadi bagian dari pengalaman kita jika kita bisa menyelesaikan masalah tersebut, karena menurut saya kita tidak mungkin mengulang kesalahan kedua kali. Introspeksi diri dan renungkan apa yang terjadi dan jangan pernah menyimpan masalah sendirian saja karena hal itu hanya membuat kita semakin memikirkan masalah yang kita hadapi tersebut dan membuat kita semakin murung.
Sabtu, 26 Desember 2009
MENGAPA INGIN KUAKHIRI HIDUPKU…
Banyak fenomena bunuh diri yang terjadi akhir-akhir ini. bunuh diri bukanlah kejadian biasa dan tidak bisa dibiarkan terus berlanjut. Pencobaan Bunuh diri sebenarnya bisa dicegah kalau keluarga dan tetangga mampu mendekati mereka. Sekitar 80 persen penyebab orang bunuh diri adalah karena depresi dan stres. Oleh karena itu, masyarakat mesti curiga jika ada tetangga atau saudaranya yang mulai menarik diri dari pergaulan, mengurung diri di rumah, dan selalu murung. Dekatilah mereka, dan sapalah, jangan biarkan dia sendirian. Apapun masalahnya sebaiknya kita tenangkan pikiran dan cari solusi yang terbaik bukan dengan bunuh diri, Itu bukan jalan keluar yang baik. Banyak cara untuk mengakhiri hidup
Apa yang menyebabkan seseorang melakukan bunuh diri? Banyak faktor yang dapat menyebabkannya, selain karena seseorang tersebut berhubungan dengan stresor yang terjadi sesaat. Secara umum dapat terjadi karena dia mempunyai konflik dengan anggota keluarga atau teman sebayanya serta adanya pertengkaran dengan pacar dan mengalami putus cinta, dan yang paling sering karena seseorang mmengalami penolakan dari orang tua, teman maupun lingkungannya yang mengakibatkan seseorang tersebut depresi lalu melakukan pencobaan bunuh diri. Selain itu dalam bidang akademis, seseorang mengalami kesulitan dalam pembelajaran dan dalam hubungan interpesonal.
Fakta remaja yang sering bunuh diri justru yang tidak dapat menyalurkan perasaannya dengan baik. semua yang terlihat justru hanya kebohongan karena tidak mampu menahan beban dari masalah dan tak mampu mencari solusi. Keberhasilan bunuh diri pada remaja laki-laki 5 kali lebih besar dibandingkan wanita, meskipun untuk percobaan bunuh diri pada remaja wanita 3 kali lebih banyak dibandingkan remaja laki-laki. Keputusan untuk bunuh diri dapat muncul tiba-tiba (impulsif) tanpa banyak dipikirkan terlebih dahulu atau keputusan merupakan puncak dari kesulitan atau kebingungan yang berkepanjangan.
Seseorang yang ingin melakukan pencobaan bunuh diri memiliki tanda-tanda. Dan kita sebagai orang yang mengenal dirinya harus mengetahui dan mengenal tanda-tandanya tersebut. Berikut ini adalah tanda-tandanya :
* Sering membicarakan bunuh diri.
* Selalu memikirkan dan membicarakan kematian.
* Bercerita tentang perasaannya yang sepi, tidak bisa menolong diri sendiri, ataupun merasa tidak berharga.
* Selalu membicarakan sesuatu seperti,”Semuanya akan menjadi lebih baik tanpa kehadiran saya” atau ”Saya ingin pergi.”
* Mengalami depresi (kesedihan mendalam, hilangnya keinginan melakukan sesuatu, gangguan tidur dan makan) yang semakin buruk.
* Ada perubahan yang tiba-tiba, tidak terduga, dari perasaan sangat sedih menjadi tenang atau tiba-tiba sangat gembira.
* Mempunyai kemauan untuk meninggal, atau tergoda keinginan yang bisa membawa pada kematian.
* Kehilangan hasrat dengan hal-hal yang biasa dilakukannya.
* Mengunjungi atau menghubungi orang lain untuk mengucapkan selamat tinggal.
* Mencari informasi tentang bagaimana cara-cara meninggal dengan bunuh diri, misalnya melalui internet atau bertanya dengan orang-orang sekitarnya.
Jika kita merasa bahwa orang terdekat atau orang didekat kita terdapat tanda-tanda tersebut, maka sebaiknya kita segera menolongnya keluar dari hal tersebut dengan melakukan pendekatan dari hati ke hati dan jangan biarkan orang tersebut merasa sendirian.
Sebaiknya kita harus peka terhadap situasi dan kondisi di lingkungan sekitar kita. Dan sebagai orang yang sehat, kita harus menjaga diri seperti yang telah Tuhan berikan dan jangan di sia-siakan. Seburuk dan sebesar apapun masalah kita, sebaiknya kita cari solusi bersama-sama atau dengan orang yang dipercaya dan jangan pernah disimpan atau ditanggung sendiri masalahnya.
Apalagi jika berniat bunuh diri dengan masalah yang sepele seperti dikhianati sahabat karena pacarnya direbut. Maaf bagi yang merasa, saya sebut masalah ini sepele karena masih ada masalah yang lebih besar dan menurut saya masalah seperti ini masih bisa diselesaikan dengan cara berbicara dengan menggunakan hati bukan emosi.
Terkadang timbul dalam benak saya, ketika dia melakukan pencobaan bunuh diri apakah ada penyesalan ? Dan jawabannya menurut beberapa orang yang gagal melakukan bunuh diri, YA, selalu ada penyesalan yang datang di saat terakhir. Namun penyesalan yang diikuti dengan tindakan akan membuahkan hikmah yang mendalam. Hidup itu menjadi berharga ketika kita mendapatkan hal yang tidak terduga. Sayangilah diri sendiri dan berpikirlah dua kali ketika kita ingin melakukan suatu hal.
Jumat, 25 Desember 2009
KAMU MINDER ?
KAMU MERASA MINDER...
Minder, gugup, takut atau tidak percaya diri adalah perasaan alami manusia yang diberikan Tuhan agar kita tidak terlalu kelewat percaya diri dan akhirnya sombong. setiap orang pasti memiliki rasa minder, hanya saja konteks dan kadarnya berbeda-beda. Rasa minder tidak bisa hilang dengan cara memaksakan diri untuk percaya diri. Karena sifat dari rasa minder adalah semakin dilawan, maka dia semakin kuat.
Gejala-gejala yang termasuk "Minder"
Seorang yang minder, biasanya memiliki pola perilaku seperti berikut:
•Merasa diri rendah, bodoh, tidak mampu, tidak pantas, dsb.
•Kesulitan dalam bergaul, susah mendapatkan teman baru.
•Merasa kurang nyaman jika ada seseorang yang mendekatinya.
•Tidak berani memulai percakapan atau perkenalan dengan orang lain.
•Malu mengungkapkan ide atau pendapatnya kepada orang lain.
•Demam panggung, takut berbicara di depan umum (public speaking phobia).
•Ketika masuk dalam lingkungan baru, dia cemas dan takut kalau orang-orang di lingkungan baru tersebut menolak atau tidak menyukainya.
•Suka menyendiri karena merasa tidak ada yang mau berteman.
•Tegang atau grogi ketika berhadapan dengan orang lain yang baru dikenal sehingga tingkah lakunya terlihat kaku.
•Merasa bahwa orang lain selalu memperhatikan kelemahannya.
•Menganggap orang lain lebih hebat daripada dirinya.
•Membandingkan kelemahan dirinya dengan kelemahan orang lain.
•Sensitif terhadap perkataan orang lain, meskipun hanya bercanda.
•Fokus pada kelemahan diri. Orang minder selalu punya seribu alasan untuk menyalahkan atau meremehkan dirinya sendiri.
•Sering menolak apabila diajak ke tempat-tempat yang banyak orang.
•Tidak berani menerima tanggung jawab yang besar karena takut gagal.
•Kecewa pada diri sendiri karena tidak percaya diri, dan marah kepada orang lain yang tidak memperhatikan atau menghargainya.
•Sering murung, mudah merasa sedih, dan lelah.
•Kurang semangat dalam menjalani aktivitas dan mudah menyerah.
•Sering melamun, dan mungkin masih banyak lagi.
Jika Anda sekarang punya rasa takut, malu, grogi, atau minder selain rasa takut akan ketinggian dan suara keras, karena ketinggian dan suara keras itu dua hal yang kita bawa secara alami, maka dipastikan rasa takut yang Anda miliki bukan karena secara genetis Anda memiliki sifat tersebut. Rasa minder yang Anda alami sekarang adalah pengaruh dari lingkungan Anda.
Ada beberapa penyebab yang membuat seseorang itu menjadi minder antara lain:
1.Seorang bisa menjadi minder apabila selalu dilarang, disalahkan, tidak dipercaya, diremehkan oleh lingkungannya.
2.Pola asuh orang tua yang sering melarang dan membatasi kegiatan anaknya.
3.Orang tua yang selalu memarahi kesalahan anak, tapi tidak pernah memberi penghargaan atau pujian apabila anak melakukan hal yang positif.
4.Tertular sifat orang tua atau keluarga yang minder.
5.Trauma kegagalan di masa lalu dan trauma karena dipermalukan atau dihina di depan umum.
6.Merasa diri tidak berharga lagi karena pernah dilecehkan secara seksual.
7.Merasa bentuk fisik tidak sempurna. Padahal, berapa banyak tokoh besar yang tetap percaya diri meskipun secara fisik kurang menarik,
8.Merasa berpendidikan rendah. Padahal tidak harus berpendidikan tinggi untuk menjadi berhasil.
Selama kita melakukan hal yang benar dan halal, sebenarnya tidak ada alasan bagi kita untuk merasa minder. Kalaupun kita belum mampu melakukan sesuatu, sebagai manusia kita bisa belajar dulu. Masalahnya, beberapa orang ternyata meletakkan rasa minder pada tempat yang salah, sehingga kehidupan dan kesuksesannya terhambat oleh rasa minder itu. Orang tua dan lingkungan sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya seorang anak agar anak tersebut dapat menumbuhkan rasa percaya dirinya.
Referensi : hipnoterapi.asia
Kamis, 24 Desember 2009
INDAHNYA BERBAGI KASIH
ALLAH ADALAH KASIH
(1 YOH 4:7-21)
Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab Kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan ditengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus AnakNya yang tunggal kedalam dunia, supaya kita hidup olehNya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus AnakNya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah yang sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi. Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap didalam kita.
Demikian kita ketahui, bahwa kita tetap berada didalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam RohNya. Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus AnakNya menjadi juruselamat dunia. Barang siapa mengaku, bahwa Yesus adalah anak Allah, Allah tetap berada didalam dia dan dia didalam Allah. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita.
Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada didalam kasih, ia tetap berada didalam Allah dan Allah didalam dia. Dalam hal inilah Kasih Allah sempurna didalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada didalam dunia ini. Didalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna didalam kasih. Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. Jikalau seorang berkata: “ Aku mengasihi Allah”, dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. Dan perintah ini kita terima dari Dia: barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.
Diatas ini adalah bacaan injil yang membuat saya teringat kepada Bapa di sorga akan kebesaranNya dan keagunganNya. Itulah sebabnya saya ingin berbagi kasih kepada sesama dengan senyuman dan dengan perbuatan. Walaupun terkadang saya masih suka lupa akan hal ini tetapi saya tetap berusaha untuk menjadi semakin baik setiap tahunnya.
Indahnya berbagi kasih tidak hanya kepada orang terdekat yang kita kenal saja melainkan kepada sesama yang tidak kenal dan kepada siapa saja tanpa membeda-bedakan latar belakangnya. Berbagi kasih di Panti werdha, memang sudah lama ketika saya berkunjung tetapi tetap saja membuat saya tertegun dan tidak bisa melupakan pengalaman tersebut karena betapa luar biasanya Tuhan akan kuasaNya. Oma dan opa dipanti werdha mengingatkan saya akan mbah saya yang tetap mempunyai semangat hidup walaupun dengan keadaan yang sudah tidak memungkinkan. Sedangkan kita yang masih muda terkadang masih suka mengeluh walaupun itu hal yang sepele sekalipun. Apakah kita masih akan terus seperti itu? Cobalah kita renungkan dan bercermin kembali kepada diri kita masing-masing. Dan hiduplah menurut Roh dan janganlah mengikuti kenginan daging.
Senin, 21 Desember 2009
MAAFIN AKU...
Maafin Aku…
MAAF????
Simple sih, Cuma 1 kata, 4 huruf yang bener-bener simple. Tapi nyatanya tidak se-simple itu. Seperti lagunya Blue yang berjudul Sorry Seems To Be The Hardest Word. Berat banget untuk memintaa maaf bagi sang keras kepala. Rasa gengsi dan tidak sadar diri mereka yang terlalu tingggi hingga membuat pintu maaf sangat sulit di buka dan mengucapkan kata maaf meskipun dia bersalah.
Menurut pengalaman pribadi saya, ternyata memaafkan orang lain lebih sulit daripada meminta maaf. Kata maaf memiliki kadar tertentu tergantung situasi dan kondisi masalahnya. Seperti hal yang sering terjadi adalah ketika seseorang dikhianati pasangannya ataupun temannya. Mulut dapat saja memaafkan tapi bagaimana dengan hati??? Tidak semua orang memiliki jiwa yang lapang dada untuk memaafkan, terutama masalah-masalah tertentu yang menimbulkan tekanan-tekanan psikis. Tetapi meminta maaf bisa dilakukan jika kita ingat bahwa lebih baik meminta maaf lebih dahulu sebelum kita memaafkan. Memang terkadang ada orang yang sudah mau memaafkan tetapi tidak mau melihat atau bertemu orang yang sudah meminta maaf kepadanya. Berarti orang tersebut belum tentu tulus untuk memaafkan. Biasanya hal itu disebabkan karena dia mengingat kembali bagaimana permasalahannya sehingga perasaan jengkel, kesel, yang dirasakannya timbul kembali.
MAAF????
Simple sih, Cuma 1 kata, 4 huruf yang bener-bener simple. Tapi nyatanya tidak se-simple itu. Seperti lagunya Blue yang berjudul Sorry Seems To Be The Hardest Word. Berat banget untuk memintaa maaf bagi sang keras kepala. Rasa gengsi dan tidak sadar diri mereka yang terlalu tingggi hingga membuat pintu maaf sangat sulit di buka dan mengucapkan kata maaf meskipun dia bersalah.
Menurut pengalaman pribadi saya, ternyata memaafkan orang lain lebih sulit daripada meminta maaf. Kata maaf memiliki kadar tertentu tergantung situasi dan kondisi masalahnya. Seperti hal yang sering terjadi adalah ketika seseorang dikhianati pasangannya ataupun temannya. Mulut dapat saja memaafkan tapi bagaimana dengan hati??? Tidak semua orang memiliki jiwa yang lapang dada untuk memaafkan, terutama masalah-masalah tertentu yang menimbulkan tekanan-tekanan psikis. Tetapi meminta maaf bisa dilakukan jika kita ingat bahwa lebih baik meminta maaf lebih dahulu sebelum kita memaafkan. Memang terkadang ada orang yang sudah mau memaafkan tetapi tidak mau melihat atau bertemu orang yang sudah meminta maaf kepadanya. Berarti orang tersebut belum tentu tulus untuk memaafkan. Biasanya hal itu disebabkan karena dia mengingat kembali bagaimana permasalahannya sehingga perasaan jengkel, kesel, yang dirasakannya timbul kembali.
Minggu, 20 Desember 2009
TEMEN JADI DEMEN
BAGAIMANA YA KALAU TEMEN JADI DEMEN ??
Temen jadi demen, sah-sah saja. Hal itu bisa terjadi karena pertemuan yang intens dan juga adanya ketergantungan satu dengan yang lainnya. Apa yang harus dilakukan ketika kita merasakan hal itu??? Ada beberapa cara antara lain jika ada perasaan lain diantara persahabatan kalian, maka keluarkanlah perasaan tersebut dengan mengungkapkan perasaan kepada sahabatnya yang telah membuat dirinya jatuh cinta, tetapi jangan sampai merusak persahabatan, Karena, sebuah persahabatan yang intens sangat sulit dibentuk agar bertahan lama. Dan cara lainnya, bentuklah sebuah komitmen antar mereka. Jika komitmen awal berteman, maka jalankanlah komitmen tersebut tetapi jika komitmennya suka sama suka sebaiknya katakan langsung sebelum orang tersebut tidak ada didekat kita lagi.
Berbicaralah dari hati ke hati agar kita mendapatkan hasil yang memuaskan dan apapun hasilnya jangan putus asa, harus belajar menerima keadaan dan sebaiknya mencari gebetan baru apabila teman anda hanya menganggap diri anda sahabat. Persahabatan dan Percintaan adalah kedua hal yang rumit. Karena itu sebaiknya kita harus dapat membedakannya agar tidak tercampur aduk.
Temen jadi demen, sah-sah saja. Hal itu bisa terjadi karena pertemuan yang intens dan juga adanya ketergantungan satu dengan yang lainnya. Apa yang harus dilakukan ketika kita merasakan hal itu??? Ada beberapa cara antara lain jika ada perasaan lain diantara persahabatan kalian, maka keluarkanlah perasaan tersebut dengan mengungkapkan perasaan kepada sahabatnya yang telah membuat dirinya jatuh cinta, tetapi jangan sampai merusak persahabatan, Karena, sebuah persahabatan yang intens sangat sulit dibentuk agar bertahan lama. Dan cara lainnya, bentuklah sebuah komitmen antar mereka. Jika komitmen awal berteman, maka jalankanlah komitmen tersebut tetapi jika komitmennya suka sama suka sebaiknya katakan langsung sebelum orang tersebut tidak ada didekat kita lagi.
Berbicaralah dari hati ke hati agar kita mendapatkan hasil yang memuaskan dan apapun hasilnya jangan putus asa, harus belajar menerima keadaan dan sebaiknya mencari gebetan baru apabila teman anda hanya menganggap diri anda sahabat. Persahabatan dan Percintaan adalah kedua hal yang rumit. Karena itu sebaiknya kita harus dapat membedakannya agar tidak tercampur aduk.
USIA =UKURAN KEDEWASAAN ?
USIA = KEDEWASAAN ?
Orang bijak bilang, menjadi tua itu pasti tapi menjadi dewasa itu adalah sebuah pilihan. Jika usia tidak dapat dijadikan suatu parameter, lantas kapan seseorang bisa dikategorikan sudah cukup dewasa dan pantas hidup mandiri ya?. Usia dewasa sering dikaitkan dengan kemandirian yang biasanya disertai dengan hak dan kewajibannya. Seseorang yang mandiri belum tentu menunjukan kedewasaan. Karena kedewasaan itu tidak bisa diukur dari usia, status pernikahan maupun kemampuan dalam mencari uang (kemapanan). Seseorang yang dianggap dewasa bisa dilihat dari cara pola pikir mereka yang lebih matang daripada remaja serta dalam mengambil sebuah keputusan, bijak atau tidak. Mereka berpikir untuk jangka panjang bukan jangka pendek.
Dilihat dari sudut pandang psikologi, kedewasaan dilihat dari segi usia dan tepatnya melalui teori enam tahapan perkembangan menurut Robert J. Havighurst, individu bisa dikatakan masuk usia dewasa pada saat berusia 19-29 tahun. Dimana, individu sudah menyelesaikan pendidikan tertinggi kemudian masuk ke dunia kerja dan mulai meniti karier membangun kehidupannya sendiri. Berbeda dengan Rizaldi Parani, sosiolog UI yang mengukur kedewasaan dipengaruhi oleh dua factor yaitu dari sosialisasi yang dilakukan oleh lingkungan sosial dan pengalaman individu yang mempengaruhi pemikiran dan tindakan seseorang. Maksudnya, seorang remja diluar negeri sudah disosialisasikan mengenai kerja part time untuk menambah uang saku bahkan pada usia remaja sudah hidup mandiri dengan pisah dari orang tua, berbeda dengan Indonesia yang rata-rata mulai bekerja pada saat lulus sekolah perguruan tinggi. Hal itu yang justru membuat seseorang mengalami ketergantungan sehingga tidak mandiri. Pengalaman Individu bisa menjadi patokan kedewasaan, karena dari pengalaman tersebut seseorang dapat menentukan tindakannya yang membuat seseorang dianggap dewasa atau tidak.
Jadi, usia tidak bisa menjamin kedewasaan seseorang. Seseorang yang dianggap dewasa berarti sudah bisa bertanggung jawab dalam segala hal, dan tepat mengambil keputusan. Misalnya Seseorang berumur 45 tahun, usia boleh tua tetapi masih menunjukan sikap kekanakan sedangkan seseorang yang beerumur 20 tahun bisa menjadi lebih bijak dalam berbicara dan bertindak. Jangan hanya melihat kdewasaan dari usia saja, dan sebaiknya kita bercemin sebelum menilai seseorang itu dianggap sudah dewasa atau belum. Dengan bercermin pada diri sendiri, setidaknya kita dapat mengetahui porsi mana yang harus ditambahin atau dikurangi sesuai dengan pertambahan umur dan menurut pengalaman individu..
Orang bijak bilang, menjadi tua itu pasti tapi menjadi dewasa itu adalah sebuah pilihan. Jika usia tidak dapat dijadikan suatu parameter, lantas kapan seseorang bisa dikategorikan sudah cukup dewasa dan pantas hidup mandiri ya?. Usia dewasa sering dikaitkan dengan kemandirian yang biasanya disertai dengan hak dan kewajibannya. Seseorang yang mandiri belum tentu menunjukan kedewasaan. Karena kedewasaan itu tidak bisa diukur dari usia, status pernikahan maupun kemampuan dalam mencari uang (kemapanan). Seseorang yang dianggap dewasa bisa dilihat dari cara pola pikir mereka yang lebih matang daripada remaja serta dalam mengambil sebuah keputusan, bijak atau tidak. Mereka berpikir untuk jangka panjang bukan jangka pendek.
Dilihat dari sudut pandang psikologi, kedewasaan dilihat dari segi usia dan tepatnya melalui teori enam tahapan perkembangan menurut Robert J. Havighurst, individu bisa dikatakan masuk usia dewasa pada saat berusia 19-29 tahun. Dimana, individu sudah menyelesaikan pendidikan tertinggi kemudian masuk ke dunia kerja dan mulai meniti karier membangun kehidupannya sendiri. Berbeda dengan Rizaldi Parani, sosiolog UI yang mengukur kedewasaan dipengaruhi oleh dua factor yaitu dari sosialisasi yang dilakukan oleh lingkungan sosial dan pengalaman individu yang mempengaruhi pemikiran dan tindakan seseorang. Maksudnya, seorang remja diluar negeri sudah disosialisasikan mengenai kerja part time untuk menambah uang saku bahkan pada usia remaja sudah hidup mandiri dengan pisah dari orang tua, berbeda dengan Indonesia yang rata-rata mulai bekerja pada saat lulus sekolah perguruan tinggi. Hal itu yang justru membuat seseorang mengalami ketergantungan sehingga tidak mandiri. Pengalaman Individu bisa menjadi patokan kedewasaan, karena dari pengalaman tersebut seseorang dapat menentukan tindakannya yang membuat seseorang dianggap dewasa atau tidak.
Jadi, usia tidak bisa menjamin kedewasaan seseorang. Seseorang yang dianggap dewasa berarti sudah bisa bertanggung jawab dalam segala hal, dan tepat mengambil keputusan. Misalnya Seseorang berumur 45 tahun, usia boleh tua tetapi masih menunjukan sikap kekanakan sedangkan seseorang yang beerumur 20 tahun bisa menjadi lebih bijak dalam berbicara dan bertindak. Jangan hanya melihat kdewasaan dari usia saja, dan sebaiknya kita bercemin sebelum menilai seseorang itu dianggap sudah dewasa atau belum. Dengan bercermin pada diri sendiri, setidaknya kita dapat mengetahui porsi mana yang harus ditambahin atau dikurangi sesuai dengan pertambahan umur dan menurut pengalaman individu..
Kamis, 17 Desember 2009
CARA MENGEMBANGKAN KASIH
CARA MENGEMBANGKAN KASIH
Anggaplah selalu kesalahan dan kekurangan orang lain, betapapun seriusnya sebagai hal yang remeh dan tidak berarti. Pandanglah selalu kesalahan dan kekuranganmu sendiri,betapapun remeh dan tidak berarti sebagai hal yang serius. Kesalahan dan sifat burukmu itu harus membuat engkau merasa bersedih dan menyesal sekali. Dengan cara ini, sifat burukmu tidak akan bertambah dan engkau dapat terhindar dari kesalahan yang lebih serius. Selain itu, engkau akan memperoleh sifat kasih dan persaudaaran dan kemampuan untuk menahan diri. Apapun yang kau lakukan, entah seorang diri atau dengan orang lain, lakukanlah hal itu sambil mengingat bahwa Tuhan Yang Maha Ada selalu hadir dimana-mana. Tuhan melihat, mendengar dan mengetahui segala sesuatu. Apapun juga yang kau bicarakan, ingatlah bahwa Tuhan mendengar setiap kata yang kau ucapkan. Bedakanlah antara yang benar dan salah dan lakukanlah yang benar saja. Setiap saat berusahalah menyadari kemahakuasaan Tuhan.
Badan adalah rumah tempat kediaman jiwa. Karena itu, apapun yang terjadi pada rumah itu, penting bagi jiwa. Demikian pula dunia adalah badan Tuhan dan segala sesuatu yang terjadi di dalamnya., baik atau buruk, penting bagi Tuhan. Engkau dapat memahami hubungan antara jiwa dan badan. Dari pengertian ini pahamilah kebenaran mengenai hubungan Tuhan dan dunia, walau kebenaran itu berada diluar jangkauan pengertianmu. Hubungan atau pertalian antara jiwa dan Tuhan dapat dipahami oleh siapa pun juga yang memiliki tiga sarana utama. Pertama, pikiran yang tidak tercemar oleh kelekatan dan kebencian. Kedua, perkataan yang tidak tercemar oleh dusta. Ketiga, badan yang tidak tercemar oleh kekerasaan atau tindakan yang kejam. Engkau tidak akan dapat menjumpai kegembiraan dan kedamaian dalam objek-objek dunia lahiriah. Kegembiraan dan kedamaian berada dalam dirimu sendiri. Meskipun demikian, karena kekaburan batin manusia mencari kebahagiaan diluar diri mereka. Didunia yang cepat atau lambat pasti akan mereka tinggalkan. Karena itu bangunlah segera! Berusahalah memahami hakekat segala sesuatu yaitu kebenaran abadi. Berusahalah menghayati kasih yang merupakan Tuhan sendri. Kajilah segala sesuatu, terimalah hal yang benar dan buanglah lainnya. Selama engkau masih memiliki keinginan duniawi, engkau tidak dapat melepaskan diri dari penderitaan dan dukacita.
Referensi : Mekar
PASCA ABORSI
Sebelum membahas pasca aborsi, alangkah baiknya kita mengetahui apa itu aborsi?? Aborsi merupakan suatu pembunuhan yang disengaja atas anak yang tidak bersalah yang belum dilahirkan. Aborsi merupakan salah satu tindak kejahatan yang keji, karena telah membunuh sebuah janin bayi yang tidak berdosa. Tindakan aborsi dapat mengakibatkan dampak gangguan hebat atas kesehatan rohani dan psikologis bagi si ibu yang melakukan aborsi. Seorang ibu yang telah melakukan aborsi akan menimbulkan gejala sindrom pasca aborsi. Beberapa gejalanya antara lain menangis berkepanjangan, depresi, perasaan bersalah, ketidakmampuan untuk memaafkan diri sendiri, rasa amarah yang mendalam, kelainan seksual, kekacauan pola makan, perasaan rendah diri, dan mengalami gangguan tidur, serta adanya dorongan untuk bunuh diri, dan biasanya mengalmi kegelisahan dan panic.
Prosedur dalam aborsi mengacaukan tubuh perempuan yang secara fisiologis telah dipersiapkan untuk memelihara seorang bayi yang akan bertumbuh kembang serta untuk melahirkan seorang anak. Apalagi dengan prosedur aborsi yang sungguh kejam dan brutal. Banyak cara dalam melakukan aborsi, biasanya dengan membeli obat yang digunakan untuk datang bulan tetapi sebenarnya untuk obat mengeluarkan janin. Selain itu ada juga dengan datang ke dokter atau dukun beranak. Selain itu ada juga yang melakukannya dengan secara kasar yaitu dengan meninum obat apa saja kemudian dicampur dengan minuman bersoda setelah itu si ibu melompat-lompat agar si janin keluar dengan sendirinya (tetapi biasanya yang masih berumur baru). Hal yang dilakukan tersebut tidak hanya berdampak pada jabang bayi tetapi juga kepada si ibu, karena selain jabang bayi sudah tiada, si ibu pun juga bisa terkena kanker rahim dan ketika si ibu mempunyai anak lagi sesudahnya bisa mengakibatkan bayi cacat ataupun tidak sempurna ketika lahirnya. Biasanya seorang wanita yang melakukan aborsi akan membangkitkan perasaan rendah diri, merasa bersalah, malu juga terasing di kemudian hari.
Tindakan aborsi juga berdampak negative atas relasi dengan orang sekitarnya. Selain itu juga bisa menghambat komunikasi dengan orang lain. Biasanya seorang wanita akan menutup rapat akan kejadian yang tidak mengenakan ini dan tidak akan membicarakannya kepada orang yang tidak ia percayai karena untuk membicarakannya tidak semudah membicarakan operasi lain seperti operasi tumor dll, dan ia akan menyimpan rahasia kelabu ini yang harus ditanggungnya sendiri, sehingga membuat ia merasa terbebani disertai dengan perasaan sedih dan depresi.
Sindrom pasca Aborsi bisa ditangani dengan konseling kejiwaan dan psikologis, namun penyembuhan secara rohani juga diperlukan. Walaupun hal itu sudah terjadi alangkah baiknya jika dikemudian hari si wanita tidak putus asa dan kehilangan harapan. Namun hadapilah hidup dengan jujur dan pahamilah apa yang sudah terjadi. Dan yang paling penting bagi para wanita, jangan pernah melakukan aborsi jika tidak ingin menderita dan harus selalu ingat bahwa melakukan aborsi itu DOSA dan dilarang oleh semua agama.
Referensi : Mekar
Minggu, 22 November 2009
SOPAN SANTUN
SOPAN SANTUN DI KEHIDUPAN KITA
Sopan santun adalah salah satu etika untuk menghargai dan menghormati sesama. Sopan santun sangat penting di dalam kehidupan terutama di kehidupan saya. Sopan santun diajarkan sejak dini oleh orang tua, guru maupun orang-orang sekitar kita. Semua orang mempelajari dan mempunyai sikap ini dari dalam dirinya. Akan tetapi semakin majunya sebuah jaman lambat laun budaya sopan santun pun memudar. Seseorang yang tadinya berkata “permisi” ketika melewati sekumpulan orang-orang atau “terima kasih” ketika ditolong oleh sesama, sekarang hampir tidak ada orang menyebutkan kata tersebut. Hal sepele seperti itu kadangkala seseorang lupa mengucapkannya. Alangkah baiknya jika kita melakukan bersopan santun ditengah keluarga terlebih dahulu. Jika kita sudah bisa menghormati orang tua atau orang yang lebih tua dari kita baru kita melakukan sopan santun ditengah masyarakat. Selain itu sopan santun itu harus diterapkan pada diri kita sendiri, sopan santun tidak hanya dari sikap, tutur kata tetapi juga perbuatan. Kata maaf, permisi, dan terima kasih adalah tiga kata yang menurut saya penting. Dengan memaafkan, maka kita tidak menambah dosa. Dalam perbuatan, jika kita tau sopan santun maka kita tidak akan mencari musuh atau membuat keonaran melainkan menambah teman atau saudara. Jika kita sudah menanam hal ini didalam diri maka kita akan menuainya ditengah-tengah sesama manusia. Misalnya dalam hal berbisnis, ketika kita sudah tau etika yang harus dijalani, niscaya bisnis berjalan lancar karena pandangan dari rekan bisnis terhadap kita bersifat positif.
Tidak memotong pembicaraan, bersikap ramah dan tersenyum kepada sesama, menghormati orang yang lebih tua dari kita serta tidak lupa tiga kata yang telah disebutkan diatas, itu adalah beberapa hal dalam bersopan santun. Jika kita tidak tau etika dalam bersopan santun mungkin kita akan dianggap anak yang kurang ajar,dan biasanya berimbas kepada keluarga kita karena mereka berpikir bahwa kita tidak diajarkan sopan santun oleh keluarga. Bersopan santun sebaiknya dilakukan sesuai situasi dan kondisi yang sedang dihadapi. Misalnya ketika kita didalam ruang kelas maka kita sopan terhadap guru, jika kita membuat masalah maka akan panjang urusannya. Bersikap sopan berarti tau etika-etika yang ada. Tetapi kebanyakan orang tetap berbuat semaunya sendiri terutama dijaman sekarang ini.
Dengan bersopan santun, kita akan mendapatkan banyak manfaat yang berguna bagi kita. Manfaat bagi saya pribadi yaitu kita dihargai oleh orang-orang terutama yang mengenal kita, dan kita menjadi orang yang berguna disekitar kita. Selanjutnya manfaat bagi orang lain yaitu mereka juga merasa dihargai, dengan sopan terhadap sesama maka kita sudah melakukan suatu kebaikan, mereka juga merasa nyaman didekat kita, dan mereka juga tidak akan segan menolong kita semampu mereka ketika kita membutuhkan pertolongan. Sopan santun sudah turun temurun diajarkan dan diharapkan tidak akan memudar dikemudian hari. Sopan santun harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, dimanapun kita berada.
Sopan santun adalah salah satu etika untuk menghargai dan menghormati sesama. Sopan santun sangat penting di dalam kehidupan terutama di kehidupan saya. Sopan santun diajarkan sejak dini oleh orang tua, guru maupun orang-orang sekitar kita. Semua orang mempelajari dan mempunyai sikap ini dari dalam dirinya. Akan tetapi semakin majunya sebuah jaman lambat laun budaya sopan santun pun memudar. Seseorang yang tadinya berkata “permisi” ketika melewati sekumpulan orang-orang atau “terima kasih” ketika ditolong oleh sesama, sekarang hampir tidak ada orang menyebutkan kata tersebut. Hal sepele seperti itu kadangkala seseorang lupa mengucapkannya. Alangkah baiknya jika kita melakukan bersopan santun ditengah keluarga terlebih dahulu. Jika kita sudah bisa menghormati orang tua atau orang yang lebih tua dari kita baru kita melakukan sopan santun ditengah masyarakat. Selain itu sopan santun itu harus diterapkan pada diri kita sendiri, sopan santun tidak hanya dari sikap, tutur kata tetapi juga perbuatan. Kata maaf, permisi, dan terima kasih adalah tiga kata yang menurut saya penting. Dengan memaafkan, maka kita tidak menambah dosa. Dalam perbuatan, jika kita tau sopan santun maka kita tidak akan mencari musuh atau membuat keonaran melainkan menambah teman atau saudara. Jika kita sudah menanam hal ini didalam diri maka kita akan menuainya ditengah-tengah sesama manusia. Misalnya dalam hal berbisnis, ketika kita sudah tau etika yang harus dijalani, niscaya bisnis berjalan lancar karena pandangan dari rekan bisnis terhadap kita bersifat positif.
Tidak memotong pembicaraan, bersikap ramah dan tersenyum kepada sesama, menghormati orang yang lebih tua dari kita serta tidak lupa tiga kata yang telah disebutkan diatas, itu adalah beberapa hal dalam bersopan santun. Jika kita tidak tau etika dalam bersopan santun mungkin kita akan dianggap anak yang kurang ajar,dan biasanya berimbas kepada keluarga kita karena mereka berpikir bahwa kita tidak diajarkan sopan santun oleh keluarga. Bersopan santun sebaiknya dilakukan sesuai situasi dan kondisi yang sedang dihadapi. Misalnya ketika kita didalam ruang kelas maka kita sopan terhadap guru, jika kita membuat masalah maka akan panjang urusannya. Bersikap sopan berarti tau etika-etika yang ada. Tetapi kebanyakan orang tetap berbuat semaunya sendiri terutama dijaman sekarang ini.
Dengan bersopan santun, kita akan mendapatkan banyak manfaat yang berguna bagi kita. Manfaat bagi saya pribadi yaitu kita dihargai oleh orang-orang terutama yang mengenal kita, dan kita menjadi orang yang berguna disekitar kita. Selanjutnya manfaat bagi orang lain yaitu mereka juga merasa dihargai, dengan sopan terhadap sesama maka kita sudah melakukan suatu kebaikan, mereka juga merasa nyaman didekat kita, dan mereka juga tidak akan segan menolong kita semampu mereka ketika kita membutuhkan pertolongan. Sopan santun sudah turun temurun diajarkan dan diharapkan tidak akan memudar dikemudian hari. Sopan santun harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, dimanapun kita berada.
Senin, 26 Oktober 2009
Pendapat Allport dan Rogers
1. PENDAPAT ALLPORT DALAM MEMBAHAS MANUSIA
Gordon Allport (1897-1967) dalam membahas manusia lebih memusatkan perhatian pada kepribadian yang sehat daripada kepribadian yang neurotis. Gambaran kodrat manusia yang diutarakan oleh Allport adalah positif, penuh harapan, dan menyanjung-nyanjung. Dia tidak percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat dikontrol dan dikuasai oleh kekuatan tak sadar atau kekuatan yang tidak dapat dilihat atau dipengaruhi. Allport percaya bahwa kekuatan tak sadar itu merupakan pengaruh-pengaruh yang penting pada tingkah laku orang-orang dewasa yang neurotis. Akan tetapi individu yang sehat yang berfungsi pada tingkat rasional dan sadar, menyadari sepenuhnya kekuatan-kekuatan yang membimbing mereka dan dapat mengontrol kekuatan-kekuatan itu juga.
Orang-orang yag sehat dibimbing dan diarahkan oleh masa sekarang dan oleh intensi-intensi kearah masa depan dan antisipasi-antisipasi masa depan. Pandangan orang sehat adalah kedepan, kepada peristiwa-peristiwa yang akan datang dan tidak mundur kembali kepada masa kanak-kanak. Karena Allport mengetahui perbedaan-perbedaan antara manusia yang neurotis dan manusia yang sehat, maka dia lebih suka mempelajari hanya orang dewasa yang matang. Manusia yang sehat memiliki kebutuhan terus-menerus akan variasi, sensasi-sensasi, dan tantangan-tantangan baru. Mereka tidak suka akan hal yang rutin dan mereka suka mencari pengalaman-pengalaman yang baru., berani mengambil resiko, berspekulasi, dan menyelediki hal yang baru. Karena itu Allport percaya bahwa dorongan dari semua orang yang sehat adalah sama.
2. PERKEMBANGAN PROPRIUM SEBAGAI DASAR PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN YANG SEHAT
Sebelum kita ke perkembangan proprium, kita harus tahu dulu apa itu proprium. Istilah proprium dapat didefinisikan dari bentuk sifat propriate dalam kata appropriate. Proprium nenunjuk kepada sesuatu yang dimiliki seseorang atau unik bagi diri seseorang. Jadi proprium atau self terdiri dari hal-hal atau proses yang penting dan bersifat pribadi bagi seorang individu, dan yang menentukan seseorang sebagai yang unik. Allport menyebutnya “saya sebagaimana dirasakan dan diketahui”. Jadi proprium adalah susunan dari tujuh tingkat “diri” apabila semua segi perkembangan telah terpenuhi.
Perkembangan proprium itu berkembang dari masa bayi sampai masa adolensesi melalui tujuh tingkat “diri”. Proprium merupakan suatu prasyarat untuk suatu kepribadian yang sehat. Dalam mengembangkan kepribadian yang sehat, peranan ibu sangat penting dalam memberikan kasih saying serta keamanan. Berikut ini adalah tujuh tingkat dalam perkembangan proprium :
• “Diri” jasmaniah
Munculnya tingkat pertama ini kira-kira pada usia 15 bulan, karena perasaan tentang diri bukan merupakan bagian dari warisan keturunan kita. Akan tetapi dengan makin bertambah kompleksnya belajar dan pengalaman-pengalaman perceptual, maka berkembanglah suatu perbedaan yang kabur antara sesuatu yang ada “dalam saya” dan hal lain “diluar dirinya”. Contohnya ketika bayi membedakan jari-jarinya dan sebuah benda yang dipegang dalm jarinya, itu langkah pertama kearah tercapainya seluruh diri. Allport menyebutnya “jangkar abadi untuk kesadaran diri kita”.
• Identitas diri
Pada perkembangan kedua ini, anak mulai sadar akan identitasnya yang berlangsung terus debagai orang yang terpisah.Allport berpendapat bahwa segi yang sangat penting dalam identitas diri adalah nama orang, karena nama itu yang mebedakan dirinya dengan diri orang lain dimanapun.
• Harga diri
Timbulnya harga diri menyangkut perasaan bangga dari anak sebagai suatu hasil dari belajar mengerjakan benda-benda atas usahanya sendiri. Anak yang berusia 2 tahun yang bersifat ingin tahu dan agresif dapat menjadi sangat destruktif karena dorongan untuk memanipulasi dan menyelidiki ini berkuasa. Menurut Allport hal ini merupakan suatu tingkat perkembangan yangmenentukan. Dan jika orang tua menghalangi hal ini maka perasaan harga diri yang timbul dapat dirusakkan, akibatnya dapat timbul perasaan dihina dan marah didalam dirinya.
• Perluasan diri
Mulai sekitar 4 tahun, anak sudah mulai menyadari orang-orang lain dan benda-benda dalam lingkungannya dan fakta bahwa beberapa diantaranya adalh milik anak tersebut. Meskipun “kepunyaanku” dalam orang dan benda terbatas namun kesatuan lain seperti nilai-nilai dan kepercayaan mulai terbentuk. Pada tingkat ini, orang mulai memperluas dirinya tidak hanya dari benda tetapi juga nilai-nilai dan kepercayaan.
• Gambaran diri
Pada tingkat ini anak menunjukan bagaimana ia melihat dirinya dan pendapat tentang dirinya. Gambaran ini berkembang dari interaksi antara orang tua dan anak. Dengan mempelajari harapan-harapan orang tua, anak belajar untuk mengembangkan suatu perasaan tanggung jawab moral serta untuk perumusan tentang tujuan dan intensi-intensi.
• Diri sebagai pelaku Rasional
Tingkat perkembangan ini timbul setelah anak mulai sekolah. Pada tingkat ini anak belajar bahwa ia dapat memecahkan masalah-masalah dengan menggunakan proses-proses yang logis dan rasional. Anak mulai mempelajari harapan-harapan baru dari lingkungan sekolah.
• Perjuangan Proprium
Ini adalah perkembangan diri yang terakhir, terjadi dalam masa adolesensi. Allport percaya bahwa masa adolesensi adalah masa yang sangat menentukan. Orang sibuk mencari identitas yang baru yang lebih kepada “siapakah saya”. Segi yang sangat penting dari pencarian identitas ini adalah definisi suatu tujuan hidup. Pentingnya pencarian ini yakni untuk pertama kalinya orang memperhatikan masa depan, tujuan-tujuan dan impian-impian jangka panjang.
Suatu kegagalan atau kekecewaan yang hebat pada setiap tingkat melumpuhkan penampilan tingkat-tingkat berikutnya serta menghambat integrasi harmonis dari tingkat-tingkat itu dalam proprium.
3. CIRI-CIRI KEPRIBADIAN YANG MATANG MENURUT ALLPORT
Menurut Allport ada tujuh criteria kepribadian yang matang tentang sifat-sifat kepribadian yang matang, antara lain :
• Perluasan perasaan diri
Ketika diri berkembang, maka diri itu meluas menjangkau banyak orang dan benda. Mula-mula diri berpusat hanya pada inidividu, kemudian ketika lingkaran pengalaman bertumbuh maka diri bertambah luas meliputi nilai-nilai dan cita-cita yang abstrak. Akan tetapi tidak cukup hanya berinteraksi dengan sesuatu atau seseorang diluar dirinya, seperti pekerjaan. Orang harus menjadi partisipan yang langsung dan penuh. Allport menamakan ha ini “partispasi otentik yang dilakukan oleh orang dalam beberapa suasana yang penting dari usaha manusia”. Dalam pandangan Allport, suatu aktivitas harus relevan dan penting bagi diri, harus berarti sesuatu bagi dirinya sendiri. Apabila anda mengerjakan suatu pekerjaan karena anda percaya bahwa pekerjaan itu penting dan menantang kemampuan anda serta membuat anda merasa enak dalam mengerjakan pekerjaan tersebut maka anda merupakan partisipan yang otentik. Seseorang akan menjadi tertanam dalam aktivitas yang penuh arti dan aktivitas ini menjadi perluasan perasaan diri.
• Hubungan diri yang hangat dengan orang-orang lain
Allport membedakan 2 macam kehangatan dalam hubungan dengan orang-orang lain yaitu kapasitas untuk keintiman dan kapasitas untuk perasaan terharu. Yang dihasilkan oleh kapasitas untuk keintiman adalah suatu perasaan perluasan diri yang berkembang baik, karena orang yang sehat secara psikologis memperlihatkan keintiman dengan orang tua, anak, partner dan teman. Sedangkan kapasitas untuk perasaan terharu adalah suatu pemahaman tentang kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa. Hasil dari kapasitas untuk perasaan terharu, kepribadian yang matang sabar terhadap tingkah laku orang-orang lain dan tidak mengadili atau menghukumnya. Setiap orang mempunyai kelemhan dan orang yang sehat dapat menerima kelemahannya.
• Keamanan Emosional
Sifat dari keamanan emosional ini mempunyai beberapa kualitas; kualitas utama adalah penerimaan diri. Kepribadian yang sehat mampu menerima semua segi dari diri mereka,termasuk kelemahan dan kekurangan tanpa menyerah secara pasif terhadap keadaan. Mereka berusaha bekerja sebaik mungkin dan dalam proses mereka berusaha memperbaiki diri mereka. Selain itu mereka juga mampu menerima emosi-emosi manusia. Kualitas berikutnya yang disebut Allport adalah “sabar terhadap kekecewaan”. Orang yang sehat sabar menghadapi kemunduran-kemunduran ini, mereka tidak menyerahkan diri terhadap kekecewaan, tetapi mampu memikirkan cara-cara yang berbeda yang kurang menimbulkan kekecewaan untuk mencapai tujuan yuang sama. Namun orang yang sehat tidak bebas dari perasaan tidak aman dan ketakutan-ketakutan, tetapi mereka merasa kuranng terancam dan dapat menanggulangi perasaan tersebut dengan lebih baik daripada orang yang neurotis.
• Persepsi realitas
Orang-orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. Sedangkan orang yang neurotis kerapkali harus mengubah realitas supaya membuatnya sesuai dengan keinginan-keinginan, kebutuhan dan ketakutan-ketakutan mereka sendiri.
• Keterampilan-keterampilan dan tugas-tugas
Keberhasilan dalam pekerjaan menunjukan perkembangan keterampilan tertentu suatu tingkat kemampuan. Kita harus menggunakan ketrampilan itu secara ikhlas, antusias melibatkan dan menempatkan diri sepenuhnya dalam pekerjaan kita. Satu-satunya cara untuk melangsungkan kehidupan adalah menyelesaikan tugas, kalimat yang dikutip oleh Allport. Tidak mungkin mencapai kematangan dan kesehatan psikologis yang positif tanpa melakukan pekerjaan yang penting dan melakukannya dengan dedikasi, komitmen, dan ketrampilan.
• Pemahaman diri
Kepribadian yang sehat mencapai suatu tingkat pemahaman diri yang lebih tinggi daripada orang-orang yang neurotis. Pengenalan diri yang memadai menuntut pemahaman tentang hubungan/ perbedaan antara gambaran tentang diri yang dimiliki seseorang dengan dirinya menurut keadaan yang sesungguhnya. Orang yang sehat terbuka pada pendapat orang-orang lain dalam merumuskan suatu gambaran diri yang objektif. Orang yang memiliki suatu tingkat pemahaman diri yang tinggi atau wawasan diri tidak mungkin memproyeksikan kualitas-kualitas pribadinya yang negative kepada orang-orang lain. Allport juga mengemukaan bahwa orang yang memiliki wawasan diri yang lebih baik adalah lebih cerdas daripada orang yang memiliki wawasan diri yang kurang.
• Filsafat hidup yang mempersatukan
Allport menyebut dorongan yang mempersatukan ini “arah”(directness) dan lebih kelihatan pada kepribadian-kepribadian yang sehat daripada orang-orang yang neurotis. Arah itu membimbing seseorang menuju suatu tujuan, tanpa tujuan itu kita mungkin akan mengalami masalah kepribadian. Bagi allport mustahil memiliki suatu kepribadian yang sehat tanpa aspirasi-aspirasi dan arah ke masa depan. Ia juga menekankan nilai-nilai bersama tujuan-tujuan adalah sangat penting bagi perkembangan suatu filsafat hidup yang mempersatukan. Suara hati juga ikut berperan dalam suatu filsafat hidup yang mempersatukan.
4. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN SELF MENURUT ROGERS
Pendekatan Rogers terhadap kepribadian ditekankan kepada kepercayaan dan keyakinan akan pengalaman orang sendiri. Apabila orang-orang bertanggung jawab terhadap kepribadian mereka sendiri dan mampu memperbaikinya, maka mereka harus menjadi makhluk yang sadar dan rasional. Menurut Rogers, manusia yang rasional dan sadar, tidak dikontrol oleh peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak seperti pembiasaan akan kebersihan (toilet training), penyapihan yang lebih cepat, atau pengalaman-pengalaman seks sebelum waktunya. Rogers juga mengemukakan bahwa pengalaman masa lampau dapat mempengaruhoi cara bagaimana kita memandang masa sekarang yang pada gilirannya mempengaruhi tingkat kesehatan psikologis kita. Jadi pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak adalah penting, tetapi focus Rogers tetap pada apa yang terjadi dengan kita sekarang, bukan pada apa yang terjadi waktu itu.
Sejak kecil, anak mulai membedakan atau memisahkan salah satu segi pengalamannya dari semua yang lain-lainnya. Segi ini adalah diri dan itu digambarkan dengan bertambahnya penggunaan kata “aku” dan “kepunyaanku”. Dalam mengembangkan kemampuannya, berarti anak tersebut mengembangkan suatu “pengertian diri” (self-concept). Sebagai bagian dari self-concept, anak itu juga menggambarkan dia akan menjadi siapa atau mungkin ingin menjadi siapa. Gambaran-gambaran itu dibentuk sebagai suatu akibat dari bertambah kompleksnya interaksi-interaksi dengan orang lain. Cara-cara khusus bagaimana diri itu berkembang dan apakah dia akan menjadi sehat atau tidak tergantung pada cinta yang diterima anak itu dalam masa kecil. Self concept yang berkembang dari anak sangat dipengaruhi oleh ibu. Rogers menyebut kebutuhan-kebutuhan cinta yang dibutuhkan anak ini penghargaan positif (positive regard). Rogers percaya bahwa segi kecenderungan aktualisasi ditemukan dalam semua makhluk yang hidup. Terdapat kegigihan hidup, dorongan hidup untuk maju, kemampuan untuk masuk kedalam suatu lingkungan yang benar-benar bermusuhan dan tidak hanya mempertahankan dirinya, tetapi juga menyesuaikan diri, berkembang, dan menjadi dirinya sendiri.
5. PERANAN POSITIVE REGARD DALAM KEPRIBADIAN INDIVIDU MENURUT ROGERS
Positive regard, suatu penghargaan positif dari kebutuhan yang memaksa dan merembes, dimiliki semua manusia, setiap anak terdorong untuk mencari positive regard. Akan tetapi tidak setiap anak akan menemukan kepuasaan yang cukup akan kebutuhan ini. Anak akan puas kalau dia menerima kasih saying, cinta, dan persetujuan dari orang-orang lain, tetapi dia akan kecewa kalau dia menerima celaan dan kurang mendapat cinta dan kasih sayang. Dalam hal ini, anak mengharapkan bimbingan tingkah lakunya dari orang lain, bukan dari dirinya sendiri. Karena dia telah merasa kecewa, maka kebutuhan akan positive regard yang sekarang bertambah kuat, makin lama makin mengerahklan energi dan pikiran. Peranan anak dalam situasi ini mengembangkan apa yang disebut Rogers “penghargaan positif bersyarat”(conditional positive regard). Kasih saying dan cinta yang diterima anak adalah syarat terhadap tingkah lakunya yang baik. Karena anak mengembangkan conditional positive regard maka dia menginternalisasikan sikap-sikap ibu. Jika itu terjadi, maka sikap ibunya diambil alih oleh anak dan diterapkan kepada dirinya. Dengan kata lain mereka tidak dapat mengembangkan kepribadian-kepribadian yang sehat.
Berikutnya penghargaan positif dalam kepribadian yang sehat. Syarat utama timbulnya kepribadian yang sehat adalah penerimaan “penghargaan positif tanpa syarat”(unconditional positive regard) pada masa kecil. Hal ini berkembang apabila ibu memberikan cinta dan kasih sayang tanpa memperhatikan bagaimana anak bertingkah laku. Unconditional positive regard tidak menghendaki bahwa semua pengekangan terhadap tingkah laku anak tidak ada; tidak berarti bahwa anak diperbolehkan melakukan apa saja yang diinginkannya tanpa dinasihati. Anak-anak yang bertumbuh dengan perasaan unconditional positive regard tidak akan mengembangkan syarat-syarat penghargaan. Mereka merasa diri berharga dalam semua syarat. Dan jika syarat-syarat penghargaan tidak ada, maka tidak ada kebutuhan untuk bertingkah laku defensive. Tidak akan ada ketidakharmonisan antara diri dan persepsi terhadap kenyataan.
6. CIRI-CIRI ORANG YANG BERFUNGSI SEPENUHNYA
Hal pertama dikemukakan rogers mengenai kepribadian yang sehat, yakni kepribadian yang sehat itu bukan merupakan suatu keadaan dari ada, melainkan suatu proses, “suatu arah bukan suatu tujuan”. Hal kedua tentang aktualisasi-diri ialah aktualisasi-diri itu merupakan suatu proses yang sukar dan kadang-kadang menyakitkan. Hal ketiga tentang orang-orang yang mengaktualisasikan diri, yakni mereka benar-benar adalh diri mereka sendiri. Diri adalah tuan dari kepribadian dan beroperasi terlepas dari norma-norma yang ditentukan orang-orang lain. Rogers memberikan lima sifat orang yang berfungsi sepenuhnya :
• Keterbukaan pada pengalaman
Seseorang yang tidak terhambat oleh syarat-syarta penghargaan, bebas untuk mengalami semua perasaan dan sikap. Keterbukaan pada pengalaman adalah lawan dari sikap defensive. Tidak adanya kepribadian tertutup, jadi kepribadiannya bersifat fleksibel, tidak hanya mau menerima pengalaman-pengalaman yang diberikan oleh kehidupan, tetapi juga dapat menggunakanya dalam membuka kesempatan-kesempatan persepsi dan ungkapan baru.
• Kehidupan Eksistensial
Orang yang berfungsi sepenuhnya, hidup sepenuhnya dalam setiap momen kehidupan. Orang yang berfungsi sepenuhnya dapat menyesuaikan diri karena struktur diri terus menerus terbuka kepada pengalaman-penglaman baru. Rogers percaya bahwa kualitas dari kehidupan eksistensial ini merupakan segi yang sangat esensial dari kepribadian yang sehat.
• Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri
Rogers menulis “apabila suatu aktivitas terasa seakan-akan berharga atau perlu dilakukan, maka aktivitas itu perlu dilakukan”. Bertingkah laku menurut apa yang dirasa benar, merupakan pedoman yang sangat dapat diandalkan dalam memutuskan suatu tindakan, lebih dapat diandalkan daripada faktor-faktor rasional atau intelektual. Orang yang berfungsi sepenuhnya dapat bertindak menurut impuls-impuls yang timbul seketika dan intuitif. Karena orang yang sehat terbuka sepenuhnya pada pengalaman maka dia memiliki jalan masuk untuk seluruh informasi yang ada dalam suatu situasi membuat keputusan. Informasi ini berisi kebutuhan-kebutuhan orang itu, tuntutan-tuntutan social yang relevan, ingatan-ingatan terhadap situasi-situasi yang serupa pada masa lampau dan persepsi terhadap situasi situasi sekarang.
• Perasaan bebas
Pada sifat kepribadian ini, Rogers percaya bahwa semakin seseorang sehat secara psikologis, semakin juga ia mengalami kebebasan untuk memilih dan bertindak. Orang yang sehat dapat memilih dengan bebas tanpa adanya paksaan-paksaan atau rintangan-rintangan antara alternative pikiran dan tindakan. Karena merasa bebas dan berkuasa ini maka orang yang sehat melihat sangat banyak pilihan dalam kehidupan dan merasa mampu melakukan apa saja yang mungkin ingin dilakukannya.
• Kreativitas
Semua orang yang berfungsi sepenuhnya sangat kreatif. Mereka bertingkah laku spontan, berubah, bertumbuh, dan berkembang sebagai respins atas stimulus-stimulus kehidupan yang beraneka ragam sekitar mereka. Rogers percaya bahwa orang-orang yang berfungsi sepenuhnya lebih mampu menyesuaikan diri dan bertahan terhadap perubahan-perubahan yang drastic dalam kondisi lingkungan.
SUMBER : Schultz,duane. 1991. psikologi pertumbuhan : model-model kepribadian sehat. Yogyakarta : Kanisius
Gordon Allport (1897-1967) dalam membahas manusia lebih memusatkan perhatian pada kepribadian yang sehat daripada kepribadian yang neurotis. Gambaran kodrat manusia yang diutarakan oleh Allport adalah positif, penuh harapan, dan menyanjung-nyanjung. Dia tidak percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat dikontrol dan dikuasai oleh kekuatan tak sadar atau kekuatan yang tidak dapat dilihat atau dipengaruhi. Allport percaya bahwa kekuatan tak sadar itu merupakan pengaruh-pengaruh yang penting pada tingkah laku orang-orang dewasa yang neurotis. Akan tetapi individu yang sehat yang berfungsi pada tingkat rasional dan sadar, menyadari sepenuhnya kekuatan-kekuatan yang membimbing mereka dan dapat mengontrol kekuatan-kekuatan itu juga.
Orang-orang yag sehat dibimbing dan diarahkan oleh masa sekarang dan oleh intensi-intensi kearah masa depan dan antisipasi-antisipasi masa depan. Pandangan orang sehat adalah kedepan, kepada peristiwa-peristiwa yang akan datang dan tidak mundur kembali kepada masa kanak-kanak. Karena Allport mengetahui perbedaan-perbedaan antara manusia yang neurotis dan manusia yang sehat, maka dia lebih suka mempelajari hanya orang dewasa yang matang. Manusia yang sehat memiliki kebutuhan terus-menerus akan variasi, sensasi-sensasi, dan tantangan-tantangan baru. Mereka tidak suka akan hal yang rutin dan mereka suka mencari pengalaman-pengalaman yang baru., berani mengambil resiko, berspekulasi, dan menyelediki hal yang baru. Karena itu Allport percaya bahwa dorongan dari semua orang yang sehat adalah sama.
2. PERKEMBANGAN PROPRIUM SEBAGAI DASAR PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN YANG SEHAT
Sebelum kita ke perkembangan proprium, kita harus tahu dulu apa itu proprium. Istilah proprium dapat didefinisikan dari bentuk sifat propriate dalam kata appropriate. Proprium nenunjuk kepada sesuatu yang dimiliki seseorang atau unik bagi diri seseorang. Jadi proprium atau self terdiri dari hal-hal atau proses yang penting dan bersifat pribadi bagi seorang individu, dan yang menentukan seseorang sebagai yang unik. Allport menyebutnya “saya sebagaimana dirasakan dan diketahui”. Jadi proprium adalah susunan dari tujuh tingkat “diri” apabila semua segi perkembangan telah terpenuhi.
Perkembangan proprium itu berkembang dari masa bayi sampai masa adolensesi melalui tujuh tingkat “diri”. Proprium merupakan suatu prasyarat untuk suatu kepribadian yang sehat. Dalam mengembangkan kepribadian yang sehat, peranan ibu sangat penting dalam memberikan kasih saying serta keamanan. Berikut ini adalah tujuh tingkat dalam perkembangan proprium :
• “Diri” jasmaniah
Munculnya tingkat pertama ini kira-kira pada usia 15 bulan, karena perasaan tentang diri bukan merupakan bagian dari warisan keturunan kita. Akan tetapi dengan makin bertambah kompleksnya belajar dan pengalaman-pengalaman perceptual, maka berkembanglah suatu perbedaan yang kabur antara sesuatu yang ada “dalam saya” dan hal lain “diluar dirinya”. Contohnya ketika bayi membedakan jari-jarinya dan sebuah benda yang dipegang dalm jarinya, itu langkah pertama kearah tercapainya seluruh diri. Allport menyebutnya “jangkar abadi untuk kesadaran diri kita”.
• Identitas diri
Pada perkembangan kedua ini, anak mulai sadar akan identitasnya yang berlangsung terus debagai orang yang terpisah.Allport berpendapat bahwa segi yang sangat penting dalam identitas diri adalah nama orang, karena nama itu yang mebedakan dirinya dengan diri orang lain dimanapun.
• Harga diri
Timbulnya harga diri menyangkut perasaan bangga dari anak sebagai suatu hasil dari belajar mengerjakan benda-benda atas usahanya sendiri. Anak yang berusia 2 tahun yang bersifat ingin tahu dan agresif dapat menjadi sangat destruktif karena dorongan untuk memanipulasi dan menyelidiki ini berkuasa. Menurut Allport hal ini merupakan suatu tingkat perkembangan yangmenentukan. Dan jika orang tua menghalangi hal ini maka perasaan harga diri yang timbul dapat dirusakkan, akibatnya dapat timbul perasaan dihina dan marah didalam dirinya.
• Perluasan diri
Mulai sekitar 4 tahun, anak sudah mulai menyadari orang-orang lain dan benda-benda dalam lingkungannya dan fakta bahwa beberapa diantaranya adalh milik anak tersebut. Meskipun “kepunyaanku” dalam orang dan benda terbatas namun kesatuan lain seperti nilai-nilai dan kepercayaan mulai terbentuk. Pada tingkat ini, orang mulai memperluas dirinya tidak hanya dari benda tetapi juga nilai-nilai dan kepercayaan.
• Gambaran diri
Pada tingkat ini anak menunjukan bagaimana ia melihat dirinya dan pendapat tentang dirinya. Gambaran ini berkembang dari interaksi antara orang tua dan anak. Dengan mempelajari harapan-harapan orang tua, anak belajar untuk mengembangkan suatu perasaan tanggung jawab moral serta untuk perumusan tentang tujuan dan intensi-intensi.
• Diri sebagai pelaku Rasional
Tingkat perkembangan ini timbul setelah anak mulai sekolah. Pada tingkat ini anak belajar bahwa ia dapat memecahkan masalah-masalah dengan menggunakan proses-proses yang logis dan rasional. Anak mulai mempelajari harapan-harapan baru dari lingkungan sekolah.
• Perjuangan Proprium
Ini adalah perkembangan diri yang terakhir, terjadi dalam masa adolesensi. Allport percaya bahwa masa adolesensi adalah masa yang sangat menentukan. Orang sibuk mencari identitas yang baru yang lebih kepada “siapakah saya”. Segi yang sangat penting dari pencarian identitas ini adalah definisi suatu tujuan hidup. Pentingnya pencarian ini yakni untuk pertama kalinya orang memperhatikan masa depan, tujuan-tujuan dan impian-impian jangka panjang.
Suatu kegagalan atau kekecewaan yang hebat pada setiap tingkat melumpuhkan penampilan tingkat-tingkat berikutnya serta menghambat integrasi harmonis dari tingkat-tingkat itu dalam proprium.
3. CIRI-CIRI KEPRIBADIAN YANG MATANG MENURUT ALLPORT
Menurut Allport ada tujuh criteria kepribadian yang matang tentang sifat-sifat kepribadian yang matang, antara lain :
• Perluasan perasaan diri
Ketika diri berkembang, maka diri itu meluas menjangkau banyak orang dan benda. Mula-mula diri berpusat hanya pada inidividu, kemudian ketika lingkaran pengalaman bertumbuh maka diri bertambah luas meliputi nilai-nilai dan cita-cita yang abstrak. Akan tetapi tidak cukup hanya berinteraksi dengan sesuatu atau seseorang diluar dirinya, seperti pekerjaan. Orang harus menjadi partisipan yang langsung dan penuh. Allport menamakan ha ini “partispasi otentik yang dilakukan oleh orang dalam beberapa suasana yang penting dari usaha manusia”. Dalam pandangan Allport, suatu aktivitas harus relevan dan penting bagi diri, harus berarti sesuatu bagi dirinya sendiri. Apabila anda mengerjakan suatu pekerjaan karena anda percaya bahwa pekerjaan itu penting dan menantang kemampuan anda serta membuat anda merasa enak dalam mengerjakan pekerjaan tersebut maka anda merupakan partisipan yang otentik. Seseorang akan menjadi tertanam dalam aktivitas yang penuh arti dan aktivitas ini menjadi perluasan perasaan diri.
• Hubungan diri yang hangat dengan orang-orang lain
Allport membedakan 2 macam kehangatan dalam hubungan dengan orang-orang lain yaitu kapasitas untuk keintiman dan kapasitas untuk perasaan terharu. Yang dihasilkan oleh kapasitas untuk keintiman adalah suatu perasaan perluasan diri yang berkembang baik, karena orang yang sehat secara psikologis memperlihatkan keintiman dengan orang tua, anak, partner dan teman. Sedangkan kapasitas untuk perasaan terharu adalah suatu pemahaman tentang kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa. Hasil dari kapasitas untuk perasaan terharu, kepribadian yang matang sabar terhadap tingkah laku orang-orang lain dan tidak mengadili atau menghukumnya. Setiap orang mempunyai kelemhan dan orang yang sehat dapat menerima kelemahannya.
• Keamanan Emosional
Sifat dari keamanan emosional ini mempunyai beberapa kualitas; kualitas utama adalah penerimaan diri. Kepribadian yang sehat mampu menerima semua segi dari diri mereka,termasuk kelemahan dan kekurangan tanpa menyerah secara pasif terhadap keadaan. Mereka berusaha bekerja sebaik mungkin dan dalam proses mereka berusaha memperbaiki diri mereka. Selain itu mereka juga mampu menerima emosi-emosi manusia. Kualitas berikutnya yang disebut Allport adalah “sabar terhadap kekecewaan”. Orang yang sehat sabar menghadapi kemunduran-kemunduran ini, mereka tidak menyerahkan diri terhadap kekecewaan, tetapi mampu memikirkan cara-cara yang berbeda yang kurang menimbulkan kekecewaan untuk mencapai tujuan yuang sama. Namun orang yang sehat tidak bebas dari perasaan tidak aman dan ketakutan-ketakutan, tetapi mereka merasa kuranng terancam dan dapat menanggulangi perasaan tersebut dengan lebih baik daripada orang yang neurotis.
• Persepsi realitas
Orang-orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. Sedangkan orang yang neurotis kerapkali harus mengubah realitas supaya membuatnya sesuai dengan keinginan-keinginan, kebutuhan dan ketakutan-ketakutan mereka sendiri.
• Keterampilan-keterampilan dan tugas-tugas
Keberhasilan dalam pekerjaan menunjukan perkembangan keterampilan tertentu suatu tingkat kemampuan. Kita harus menggunakan ketrampilan itu secara ikhlas, antusias melibatkan dan menempatkan diri sepenuhnya dalam pekerjaan kita. Satu-satunya cara untuk melangsungkan kehidupan adalah menyelesaikan tugas, kalimat yang dikutip oleh Allport. Tidak mungkin mencapai kematangan dan kesehatan psikologis yang positif tanpa melakukan pekerjaan yang penting dan melakukannya dengan dedikasi, komitmen, dan ketrampilan.
• Pemahaman diri
Kepribadian yang sehat mencapai suatu tingkat pemahaman diri yang lebih tinggi daripada orang-orang yang neurotis. Pengenalan diri yang memadai menuntut pemahaman tentang hubungan/ perbedaan antara gambaran tentang diri yang dimiliki seseorang dengan dirinya menurut keadaan yang sesungguhnya. Orang yang sehat terbuka pada pendapat orang-orang lain dalam merumuskan suatu gambaran diri yang objektif. Orang yang memiliki suatu tingkat pemahaman diri yang tinggi atau wawasan diri tidak mungkin memproyeksikan kualitas-kualitas pribadinya yang negative kepada orang-orang lain. Allport juga mengemukaan bahwa orang yang memiliki wawasan diri yang lebih baik adalah lebih cerdas daripada orang yang memiliki wawasan diri yang kurang.
• Filsafat hidup yang mempersatukan
Allport menyebut dorongan yang mempersatukan ini “arah”(directness) dan lebih kelihatan pada kepribadian-kepribadian yang sehat daripada orang-orang yang neurotis. Arah itu membimbing seseorang menuju suatu tujuan, tanpa tujuan itu kita mungkin akan mengalami masalah kepribadian. Bagi allport mustahil memiliki suatu kepribadian yang sehat tanpa aspirasi-aspirasi dan arah ke masa depan. Ia juga menekankan nilai-nilai bersama tujuan-tujuan adalah sangat penting bagi perkembangan suatu filsafat hidup yang mempersatukan. Suara hati juga ikut berperan dalam suatu filsafat hidup yang mempersatukan.
4. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN SELF MENURUT ROGERS
Pendekatan Rogers terhadap kepribadian ditekankan kepada kepercayaan dan keyakinan akan pengalaman orang sendiri. Apabila orang-orang bertanggung jawab terhadap kepribadian mereka sendiri dan mampu memperbaikinya, maka mereka harus menjadi makhluk yang sadar dan rasional. Menurut Rogers, manusia yang rasional dan sadar, tidak dikontrol oleh peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak seperti pembiasaan akan kebersihan (toilet training), penyapihan yang lebih cepat, atau pengalaman-pengalaman seks sebelum waktunya. Rogers juga mengemukakan bahwa pengalaman masa lampau dapat mempengaruhoi cara bagaimana kita memandang masa sekarang yang pada gilirannya mempengaruhi tingkat kesehatan psikologis kita. Jadi pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak adalah penting, tetapi focus Rogers tetap pada apa yang terjadi dengan kita sekarang, bukan pada apa yang terjadi waktu itu.
Sejak kecil, anak mulai membedakan atau memisahkan salah satu segi pengalamannya dari semua yang lain-lainnya. Segi ini adalah diri dan itu digambarkan dengan bertambahnya penggunaan kata “aku” dan “kepunyaanku”. Dalam mengembangkan kemampuannya, berarti anak tersebut mengembangkan suatu “pengertian diri” (self-concept). Sebagai bagian dari self-concept, anak itu juga menggambarkan dia akan menjadi siapa atau mungkin ingin menjadi siapa. Gambaran-gambaran itu dibentuk sebagai suatu akibat dari bertambah kompleksnya interaksi-interaksi dengan orang lain. Cara-cara khusus bagaimana diri itu berkembang dan apakah dia akan menjadi sehat atau tidak tergantung pada cinta yang diterima anak itu dalam masa kecil. Self concept yang berkembang dari anak sangat dipengaruhi oleh ibu. Rogers menyebut kebutuhan-kebutuhan cinta yang dibutuhkan anak ini penghargaan positif (positive regard). Rogers percaya bahwa segi kecenderungan aktualisasi ditemukan dalam semua makhluk yang hidup. Terdapat kegigihan hidup, dorongan hidup untuk maju, kemampuan untuk masuk kedalam suatu lingkungan yang benar-benar bermusuhan dan tidak hanya mempertahankan dirinya, tetapi juga menyesuaikan diri, berkembang, dan menjadi dirinya sendiri.
5. PERANAN POSITIVE REGARD DALAM KEPRIBADIAN INDIVIDU MENURUT ROGERS
Positive regard, suatu penghargaan positif dari kebutuhan yang memaksa dan merembes, dimiliki semua manusia, setiap anak terdorong untuk mencari positive regard. Akan tetapi tidak setiap anak akan menemukan kepuasaan yang cukup akan kebutuhan ini. Anak akan puas kalau dia menerima kasih saying, cinta, dan persetujuan dari orang-orang lain, tetapi dia akan kecewa kalau dia menerima celaan dan kurang mendapat cinta dan kasih sayang. Dalam hal ini, anak mengharapkan bimbingan tingkah lakunya dari orang lain, bukan dari dirinya sendiri. Karena dia telah merasa kecewa, maka kebutuhan akan positive regard yang sekarang bertambah kuat, makin lama makin mengerahklan energi dan pikiran. Peranan anak dalam situasi ini mengembangkan apa yang disebut Rogers “penghargaan positif bersyarat”(conditional positive regard). Kasih saying dan cinta yang diterima anak adalah syarat terhadap tingkah lakunya yang baik. Karena anak mengembangkan conditional positive regard maka dia menginternalisasikan sikap-sikap ibu. Jika itu terjadi, maka sikap ibunya diambil alih oleh anak dan diterapkan kepada dirinya. Dengan kata lain mereka tidak dapat mengembangkan kepribadian-kepribadian yang sehat.
Berikutnya penghargaan positif dalam kepribadian yang sehat. Syarat utama timbulnya kepribadian yang sehat adalah penerimaan “penghargaan positif tanpa syarat”(unconditional positive regard) pada masa kecil. Hal ini berkembang apabila ibu memberikan cinta dan kasih sayang tanpa memperhatikan bagaimana anak bertingkah laku. Unconditional positive regard tidak menghendaki bahwa semua pengekangan terhadap tingkah laku anak tidak ada; tidak berarti bahwa anak diperbolehkan melakukan apa saja yang diinginkannya tanpa dinasihati. Anak-anak yang bertumbuh dengan perasaan unconditional positive regard tidak akan mengembangkan syarat-syarat penghargaan. Mereka merasa diri berharga dalam semua syarat. Dan jika syarat-syarat penghargaan tidak ada, maka tidak ada kebutuhan untuk bertingkah laku defensive. Tidak akan ada ketidakharmonisan antara diri dan persepsi terhadap kenyataan.
6. CIRI-CIRI ORANG YANG BERFUNGSI SEPENUHNYA
Hal pertama dikemukakan rogers mengenai kepribadian yang sehat, yakni kepribadian yang sehat itu bukan merupakan suatu keadaan dari ada, melainkan suatu proses, “suatu arah bukan suatu tujuan”. Hal kedua tentang aktualisasi-diri ialah aktualisasi-diri itu merupakan suatu proses yang sukar dan kadang-kadang menyakitkan. Hal ketiga tentang orang-orang yang mengaktualisasikan diri, yakni mereka benar-benar adalh diri mereka sendiri. Diri adalah tuan dari kepribadian dan beroperasi terlepas dari norma-norma yang ditentukan orang-orang lain. Rogers memberikan lima sifat orang yang berfungsi sepenuhnya :
• Keterbukaan pada pengalaman
Seseorang yang tidak terhambat oleh syarat-syarta penghargaan, bebas untuk mengalami semua perasaan dan sikap. Keterbukaan pada pengalaman adalah lawan dari sikap defensive. Tidak adanya kepribadian tertutup, jadi kepribadiannya bersifat fleksibel, tidak hanya mau menerima pengalaman-pengalaman yang diberikan oleh kehidupan, tetapi juga dapat menggunakanya dalam membuka kesempatan-kesempatan persepsi dan ungkapan baru.
• Kehidupan Eksistensial
Orang yang berfungsi sepenuhnya, hidup sepenuhnya dalam setiap momen kehidupan. Orang yang berfungsi sepenuhnya dapat menyesuaikan diri karena struktur diri terus menerus terbuka kepada pengalaman-penglaman baru. Rogers percaya bahwa kualitas dari kehidupan eksistensial ini merupakan segi yang sangat esensial dari kepribadian yang sehat.
• Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri
Rogers menulis “apabila suatu aktivitas terasa seakan-akan berharga atau perlu dilakukan, maka aktivitas itu perlu dilakukan”. Bertingkah laku menurut apa yang dirasa benar, merupakan pedoman yang sangat dapat diandalkan dalam memutuskan suatu tindakan, lebih dapat diandalkan daripada faktor-faktor rasional atau intelektual. Orang yang berfungsi sepenuhnya dapat bertindak menurut impuls-impuls yang timbul seketika dan intuitif. Karena orang yang sehat terbuka sepenuhnya pada pengalaman maka dia memiliki jalan masuk untuk seluruh informasi yang ada dalam suatu situasi membuat keputusan. Informasi ini berisi kebutuhan-kebutuhan orang itu, tuntutan-tuntutan social yang relevan, ingatan-ingatan terhadap situasi-situasi yang serupa pada masa lampau dan persepsi terhadap situasi situasi sekarang.
• Perasaan bebas
Pada sifat kepribadian ini, Rogers percaya bahwa semakin seseorang sehat secara psikologis, semakin juga ia mengalami kebebasan untuk memilih dan bertindak. Orang yang sehat dapat memilih dengan bebas tanpa adanya paksaan-paksaan atau rintangan-rintangan antara alternative pikiran dan tindakan. Karena merasa bebas dan berkuasa ini maka orang yang sehat melihat sangat banyak pilihan dalam kehidupan dan merasa mampu melakukan apa saja yang mungkin ingin dilakukannya.
• Kreativitas
Semua orang yang berfungsi sepenuhnya sangat kreatif. Mereka bertingkah laku spontan, berubah, bertumbuh, dan berkembang sebagai respins atas stimulus-stimulus kehidupan yang beraneka ragam sekitar mereka. Rogers percaya bahwa orang-orang yang berfungsi sepenuhnya lebih mampu menyesuaikan diri dan bertahan terhadap perubahan-perubahan yang drastic dalam kondisi lingkungan.
SUMBER : Schultz,duane. 1991. psikologi pertumbuhan : model-model kepribadian sehat. Yogyakarta : Kanisius
Selasa, 13 Oktober 2009
GANGGUAN INTELIGENSI
HAMBATAN INTELEKTUAL
Ada individu yang memiliki pembawaan yang tinggi dan ada pula yang sedang atau bahkan rendah. Misalnya dalam kecerdasan, ada yang sangat tinggi (jenius), normal atau bahkan sangat kurang (debil, embisil atau idiot). Demikian pula dengan lingkungan, ada individu yang dibesarkan dalam lingkungan yang kondusif dengan sarana dan prasarana yang memadai, sehingga segenap potensi bawaan yang dimilikinya dapat berkembang secara optimal. Namun ada pula individu yang hidup dan berada dalam lingkungan yang kurang kondusif dengan sarana dan prasarana yang serba terbatas sehingga segenap potensi bawaan yang dimilikinya tidak dapat berkembang dengan baik.dan menjadi kurang berguna. pada hal ini bisa terjadi karena hambatan-hambatan yang terjadi seperti hambatan intelektual, hambatan sosial dan hambatan lainnya. pada saat ini saya akan membahas tetntang hambatan intelektual. hambatan intelektual bisa terjadi tidak hanya dari lingkungan tetapi juga dari genetik atau keturunan.
Hambatan intelektual yaitu hambatan perilaku yang disebabkan oleh adanya gangguan pada potensi intelektual-nya, sehingga anak mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Kelompok gangguan intelektual (mental retardation) :
1. slow learner (lmban belajar).Artinya anak-anak yang mengalami masalah bahasa, baik bahasa verbal maupun bahasa tulis. Bila seseorang anak bermasalah dengan bahasa, maka ia juga akan mengalami kesulitan untuk memahami konsep, sulit mencerna informasi, dan sulit mengutarakan pemikiran – pemikiran individu.
Faktor penyebab dari slow learner bisa secara biologis seperti kerusakan otak ; secara genetic / keturunan dari orang tua atau keluarganya ; dan secara lingkungan seperti salah asuh dan kekurangan gizi atau nutrisi. Biasanya anak yang mengalami hal ini cenderung menjadi mudah putus asa, nilai mata pelajaran rendah sehingga sulit menangkap pelajaran disertai emosi yang labil.
2. debil
3. embisil
4. idiot
rata-rata anak yang mengalami hal ini mempunyai IQ bekisar >70 dan berwajah hampir sama atau down sindrom. Walaupun seorang anak mengalami down sindrom, ia tetap bisa diajak berkomunikasi walaupun tidak secepat pikiran anak normal. seorang anak yang mengalami hal ini harus diberi perhatian yang lebih daripada seorang anak biasa.
Ada individu yang memiliki pembawaan yang tinggi dan ada pula yang sedang atau bahkan rendah. Misalnya dalam kecerdasan, ada yang sangat tinggi (jenius), normal atau bahkan sangat kurang (debil, embisil atau idiot). Demikian pula dengan lingkungan, ada individu yang dibesarkan dalam lingkungan yang kondusif dengan sarana dan prasarana yang memadai, sehingga segenap potensi bawaan yang dimilikinya dapat berkembang secara optimal. Namun ada pula individu yang hidup dan berada dalam lingkungan yang kurang kondusif dengan sarana dan prasarana yang serba terbatas sehingga segenap potensi bawaan yang dimilikinya tidak dapat berkembang dengan baik.dan menjadi kurang berguna. pada hal ini bisa terjadi karena hambatan-hambatan yang terjadi seperti hambatan intelektual, hambatan sosial dan hambatan lainnya. pada saat ini saya akan membahas tetntang hambatan intelektual. hambatan intelektual bisa terjadi tidak hanya dari lingkungan tetapi juga dari genetik atau keturunan.
Hambatan intelektual yaitu hambatan perilaku yang disebabkan oleh adanya gangguan pada potensi intelektual-nya, sehingga anak mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Kelompok gangguan intelektual (mental retardation) :
1. slow learner (lmban belajar).Artinya anak-anak yang mengalami masalah bahasa, baik bahasa verbal maupun bahasa tulis. Bila seseorang anak bermasalah dengan bahasa, maka ia juga akan mengalami kesulitan untuk memahami konsep, sulit mencerna informasi, dan sulit mengutarakan pemikiran – pemikiran individu.
Faktor penyebab dari slow learner bisa secara biologis seperti kerusakan otak ; secara genetic / keturunan dari orang tua atau keluarganya ; dan secara lingkungan seperti salah asuh dan kekurangan gizi atau nutrisi. Biasanya anak yang mengalami hal ini cenderung menjadi mudah putus asa, nilai mata pelajaran rendah sehingga sulit menangkap pelajaran disertai emosi yang labil.
2. debil
3. embisil
4. idiot
rata-rata anak yang mengalami hal ini mempunyai IQ bekisar >70 dan berwajah hampir sama atau down sindrom. Walaupun seorang anak mengalami down sindrom, ia tetap bisa diajak berkomunikasi walaupun tidak secepat pikiran anak normal. seorang anak yang mengalami hal ini harus diberi perhatian yang lebih daripada seorang anak biasa.
Minggu, 11 Oktober 2009
Kritikan aliran humanistik terhadap aliran psikoanalisa dan behavioristik
Terhadap behavioristik
Behaviorisme yang bersifat mekanis karena diperlakukan sebagai mesin dan mementingkan masa lalu ini tidak seperti yang di pahami aliran humanistik, pada aliran humanistik sendiri adalah individu cenderung mempunyai kemampuan atau keinginan untuk berkembang melebihi yang ada pada dalam dirinya untuk menjadi lebih baik lagi dan percaya pada kodrat biologis dan ciri-ciri lingkungan tidak menekankan pada tingkah laku yang nampak dan menggunakan metode obyektif tidak seperti halnya aliran behaviorisme yang mengabaikan potensi yang ada pada individu.
Terhadap Psikoanalisa
Aliran humanistik tidak menyetujui sifat pesimisme, karena dalam aliran humanistik individu itu memiliki sifat yang optimistic, dan apabila pada psikoanalisa freud menekankan pada masa lalu, sedangkan dalam humanistik percaya pada kodrati individu yaitu individu pasti dapat dan harus mengatasi masa lampau.
Selain itu juga manusia dapat berkembang dengan potensi yang dimilikinya sesuai dengan kemampuannya, dan tidak mengabaikan potensi individu seperti aliran psikoanalisis. Tidak adanya neurotic atau psikotis dimana tidak cukup menilai seorang individu sebagai pribadi yang sehat.
Behaviorisme yang bersifat mekanis karena diperlakukan sebagai mesin dan mementingkan masa lalu ini tidak seperti yang di pahami aliran humanistik, pada aliran humanistik sendiri adalah individu cenderung mempunyai kemampuan atau keinginan untuk berkembang melebihi yang ada pada dalam dirinya untuk menjadi lebih baik lagi dan percaya pada kodrat biologis dan ciri-ciri lingkungan tidak menekankan pada tingkah laku yang nampak dan menggunakan metode obyektif tidak seperti halnya aliran behaviorisme yang mengabaikan potensi yang ada pada individu.
Terhadap Psikoanalisa
Aliran humanistik tidak menyetujui sifat pesimisme, karena dalam aliran humanistik individu itu memiliki sifat yang optimistic, dan apabila pada psikoanalisa freud menekankan pada masa lalu, sedangkan dalam humanistik percaya pada kodrati individu yaitu individu pasti dapat dan harus mengatasi masa lampau.
Selain itu juga manusia dapat berkembang dengan potensi yang dimilikinya sesuai dengan kemampuannya, dan tidak mengabaikan potensi individu seperti aliran psikoanalisis. Tidak adanya neurotic atau psikotis dimana tidak cukup menilai seorang individu sebagai pribadi yang sehat.
Perbedaan aliran psikoanalisa, behavioristik dan humanistik
Aliran psikoanalisa
Tokoh pada aliran ini adalah sigmund freud, menurut freud kebanyakan apa yang kita lakukan dan pikirkan adalah hasil dari keinginan / dorongan yang mencari permunculan dalam pikiran dan perilaku.
Perkembangan individu dibentuk oleh kekuatan ketidaksadaran atau alam bawah sadar dan masa lalu.
Psikoanalisa terbatas mengabaikan potensi yang dimiliki manusia, mengabaikan potensi membuat
individu pincang ; Melihat dari sisi sakit debagai kodrat manusia yang negative, berpengaruh pada neurotis dan psikotis ; Memberikan gambaran psimistis tentang kodrat manusia,
dalam hal ini manusia adalah korban dari tekanan-tekanan biologis dan konflik masa kanak-kanak antara dorongan bawaan dan tuntutan hidup berbudaya.
Aliran behavoiristik
Diprakarsai oleh JB.Watson, Behavioristik menekankan pada peran lingkungan yang dapat diprediksikan sebagai sebab perilaku yang teramati.
Dalam aliran ini manusia di perlakukan seperti mesin, maksudnya adalah manusia sudah mengatur segala sesuatunya sebagai suatu sistem yang kompleks yag bertingkah laku menurut cara yang sesuai hukum.
Manusia itu sudah teratur dengan apa yang sudah menjadi fungsinya masing-masing yang sudah tersusun baik dan di tentukan sebelumnya dengan banyak spontanitas.
Dengan kegembiraan hidup dan kreativitas layaknya alat pengatur panas dan menganggap manusia tidak memiliki sikap diri sendiri.
Individu adalah manusia biasa yang memberikan respon positif terhadap stimulus dari luar. Aliran ini hampir sama dengan psikoanalisa dalam hal kodrat manusia karena potensi individu diabaikan dan menekankan masa lalu.
Aliran humanistik
Tokohnya adalah A.maslow, Carl Rogers, dan Jung. Setiap manusia mempunyai sesuatu untuk mengaktualisasikan diri. Aliran ini memandang setiap individu mempunyai kemampuan untuk menjadi lebih baik dan memiliki pandangan optimistik dan bisa maju (berkembang) menjadi lebih baik mencapai sesuatu yang lebih jauh lagi. seperti : Memiliki pandangan yang segar tentang manusia ; Melihat potensi diri individu untuk tumbuh berkembang sesuai keinginan untuk lebih baik atau lebih banyak daripada apa yang ada di dalam diri individu itu sendiri ; percaya kepada kapasitas individu untuk memperluas, memperkaya, mengembangkan dan memenuhi diri untuk menjadi sesuatu yang diinginkannya.
Aliran ini sangat berbeda dengan psikoanalisa dan behavoiristik yang mengabaikan potensi diri pada individu.
Tokoh pada aliran ini adalah sigmund freud, menurut freud kebanyakan apa yang kita lakukan dan pikirkan adalah hasil dari keinginan / dorongan yang mencari permunculan dalam pikiran dan perilaku.
Perkembangan individu dibentuk oleh kekuatan ketidaksadaran atau alam bawah sadar dan masa lalu.
Psikoanalisa terbatas mengabaikan potensi yang dimiliki manusia, mengabaikan potensi membuat
individu pincang ; Melihat dari sisi sakit debagai kodrat manusia yang negative, berpengaruh pada neurotis dan psikotis ; Memberikan gambaran psimistis tentang kodrat manusia,
dalam hal ini manusia adalah korban dari tekanan-tekanan biologis dan konflik masa kanak-kanak antara dorongan bawaan dan tuntutan hidup berbudaya.
Aliran behavoiristik
Diprakarsai oleh JB.Watson, Behavioristik menekankan pada peran lingkungan yang dapat diprediksikan sebagai sebab perilaku yang teramati.
Dalam aliran ini manusia di perlakukan seperti mesin, maksudnya adalah manusia sudah mengatur segala sesuatunya sebagai suatu sistem yang kompleks yag bertingkah laku menurut cara yang sesuai hukum.
Manusia itu sudah teratur dengan apa yang sudah menjadi fungsinya masing-masing yang sudah tersusun baik dan di tentukan sebelumnya dengan banyak spontanitas.
Dengan kegembiraan hidup dan kreativitas layaknya alat pengatur panas dan menganggap manusia tidak memiliki sikap diri sendiri.
Individu adalah manusia biasa yang memberikan respon positif terhadap stimulus dari luar. Aliran ini hampir sama dengan psikoanalisa dalam hal kodrat manusia karena potensi individu diabaikan dan menekankan masa lalu.
Aliran humanistik
Tokohnya adalah A.maslow, Carl Rogers, dan Jung. Setiap manusia mempunyai sesuatu untuk mengaktualisasikan diri. Aliran ini memandang setiap individu mempunyai kemampuan untuk menjadi lebih baik dan memiliki pandangan optimistik dan bisa maju (berkembang) menjadi lebih baik mencapai sesuatu yang lebih jauh lagi. seperti : Memiliki pandangan yang segar tentang manusia ; Melihat potensi diri individu untuk tumbuh berkembang sesuai keinginan untuk lebih baik atau lebih banyak daripada apa yang ada di dalam diri individu itu sendiri ; percaya kepada kapasitas individu untuk memperluas, memperkaya, mengembangkan dan memenuhi diri untuk menjadi sesuatu yang diinginkannya.
Aliran ini sangat berbeda dengan psikoanalisa dan behavoiristik yang mengabaikan potensi diri pada individu.
Sabtu, 03 Oktober 2009
PERBEDAAN PSIKOANALISA FREUD DAN PSIKOSOSIAL ERIKSON
PSIKOANALISA SIGMUND FREUD
Sigmund freud(1856-1939), seorang dokter dari vienna mengembangkan teori perkembangan seksual pada masa kanak-kanak yang original. keyakinan dasar freud yaitu perilaku dikontrol oleh dorongan tidak sadar yang luar biasa.
Sigmund freud(1856-1939), seorang dokter dari vienna mengembangkan teori perkembangan seksual pada masa kanak-kanak yang original. keyakinan dasar freud yaitu perilaku dikontrol oleh dorongan tidak sadar yang luar biasa.
freud mengembangan psikoanalisanya menjadi psikoseksual yaitu rangkaian konstan tahapan perkembangan karakter selama masa bayi, anak-anak dan remaja dimana kenikmatan akan berubah dari mulut ke anus lalu ke alat genital.
freud membagi tahapan perkembangan manusia menjadi 6 tahap:
1. oral(0-1 tahun)
anak memperoleh kepuasan dan kenikmatan yang bersumber pada mulutnya. contohnya ketika bayi menghisap dan menyusu pada ibunya.
2. anal (1-3 tahun)
pusat kenikmatan terletak pada lubang anus. toilet trining adalah aktivitas dilakukan pada tahap ini.
3. falik (3-5 tahun)
pada tahap ini pusat kepuasan terletak pada daerah kelamin.anak sudah mulai tertarik pada perbedaan laki-laki dan perempuan. pada tahap ini dapat terjadi odiepus kompleks karena kedekatan antara anak laki-laki dan ibunya.
4. laten (5-12 tahun)
anak sudah mengalami kemajuan dalam aspek motorik dan kognitif karena itu ini adalah masa tenang dan anak mencari sosok ideal yang berjenis kelamin sama.
5. genital (12 ahun keatas)
dorongan seksual pada masa falik kembali berkembang setelah melalui masa tenang. terjadi kematangan alat-alat reproduksi.selain itu rasa cinta sudah beralih kepada lawan jenisnya.
Freud juga mengajukan hipotesa 3 bagian kepribadian:
tahap erikson dibagi menjadi 8 tahap dari masa bayi hingga dewasa.
Perbedaan :
freud membagi tahapan perkembangan manusia menjadi 6 tahap:
1. oral(0-1 tahun)
anak memperoleh kepuasan dan kenikmatan yang bersumber pada mulutnya. contohnya ketika bayi menghisap dan menyusu pada ibunya.
2. anal (1-3 tahun)
pusat kenikmatan terletak pada lubang anus. toilet trining adalah aktivitas dilakukan pada tahap ini.
3. falik (3-5 tahun)
pada tahap ini pusat kepuasan terletak pada daerah kelamin.anak sudah mulai tertarik pada perbedaan laki-laki dan perempuan. pada tahap ini dapat terjadi odiepus kompleks karena kedekatan antara anak laki-laki dan ibunya.
4. laten (5-12 tahun)
anak sudah mengalami kemajuan dalam aspek motorik dan kognitif karena itu ini adalah masa tenang dan anak mencari sosok ideal yang berjenis kelamin sama.
5. genital (12 ahun keatas)
dorongan seksual pada masa falik kembali berkembang setelah melalui masa tenang. terjadi kematangan alat-alat reproduksi.selain itu rasa cinta sudah beralih kepada lawan jenisnya.
Freud juga mengajukan hipotesa 3 bagian kepribadian:
- id, kepribadian yang telah ada sejak lahir. dan beroperasi dibawah prinsip kenikmatan.
- ego, menemukan cara realitis dalam rangka memuaskan id.dia bertindak sebagai mediator antara dorongan id dan tuntutan superego.
- superego, berkembang pada masa kanak-kanak awal. Dan dia bertindak sesuai dengan norma-norma masyarakat karena ia sudah mengetahui mana yang benar dan salah.
PSIKOSOSIAL ERIK ERIKSON
Erik erikson( 1902-1994),tahap-tahap perkembangan manusia dari lahir sampai mati dipengaruhi oleh interaksi sosial dan budaya antara masyarakat terhadap perkembangan kepribadian.tahap erikson dibagi menjadi 8 tahap dari masa bayi hingga dewasa.
Perbedaan :
- freud menekankan bahwa pengalaman di awal masa kanak-kanak membentuk kepribadian secara permanen, sedangkan erikson mengatakan perkembangan ego bersifat seumur hidup.
- freud membagi tahapan perkembangan dalam 5 tahap hanya sampai masa kanak-kanak sedangkan erikson membagi menjadi 8 tahap perkembangan sejak lahir hingga dewasa/ tua.
Selasa, 22 September 2009
GAGAP BICARA(STUTTERING)
Saya mempunyai tetangga yang mengalami gagap sejak lahir. dan biasanya dia berprilaku seperti anak kecil karena sebagian besar teman-temannya adalah anak kecil. Hal itu mempengaruhi prilakunya padahal umurnya sudah dewasa.
menurut situs www.nidcd.nih.gov gagap adalah gangguan pidato di mana suara, suku kata, atau kata-kata yang berulang atau berkepanjangan,serta mengganggu aliran normal bicara. Gangguan berbicara ini dapat diikuti oleh perilaku berjuang, seperti mata berkedip cepat atau getaran dari bibir. Gagap dapat membuat sulit untuk berkomunikasi dengan orang lain, yang sering kali seseorang mempengaruhi kualitas hidup.
Gejala kegagapan dapat bervariasi secara signifikan seseorang sepanjang hari. Secara umum, berbicara di depan sekelompok atau berbicara di telepon dapat membuat seseorang gagap yang lebih parah, sementara menyanyi, membaca, atau berbicara secara bersamaan mungkin untuk sementara mengurangi gagap.
Gagap kadang-kadang disebut sebagai terbata-bata dan dengan istilah yang lebih luas, disfluent pidato. Gagap biasanya berhubungan dengan masalah kepercayaan diri dan mudah gugup. Gagap bisa disebabkan oleh faktor fisik maupun psikologis. Menurut penelitian, gagap lebih banyak disebabkan oleh faktor psikologis dibanding fisiologis. Penyebab fisik yaitu kemungkinan berasal dari keturunan yang menyebabkan ketidaksempurnaan secara fisik seperti gangguan pada syaraf bicara, gangguan alat bicara, keterbatasan lidah. Penyebab psikologis yaitu ketegangan yang berasal dari reaksi seseorang terhadap lingkungannya, stress mental karena sesuatu yang dirasakan tidak dapat dilakukannya. Trauma, ketakutan, kecemasan, dan kesedihan pada masa kecil bisa menyebabkan seseorang menjadi gagap sampai dewasa.
menurut situs www.nidcd.nih.gov gagap adalah gangguan pidato di mana suara, suku kata, atau kata-kata yang berulang atau berkepanjangan,serta mengganggu aliran normal bicara. Gangguan berbicara ini dapat diikuti oleh perilaku berjuang, seperti mata berkedip cepat atau getaran dari bibir. Gagap dapat membuat sulit untuk berkomunikasi dengan orang lain, yang sering kali seseorang mempengaruhi kualitas hidup.
Gejala kegagapan dapat bervariasi secara signifikan seseorang sepanjang hari. Secara umum, berbicara di depan sekelompok atau berbicara di telepon dapat membuat seseorang gagap yang lebih parah, sementara menyanyi, membaca, atau berbicara secara bersamaan mungkin untuk sementara mengurangi gagap.
Gagap kadang-kadang disebut sebagai terbata-bata dan dengan istilah yang lebih luas, disfluent pidato. Gagap biasanya berhubungan dengan masalah kepercayaan diri dan mudah gugup. Gagap bisa disebabkan oleh faktor fisik maupun psikologis. Menurut penelitian, gagap lebih banyak disebabkan oleh faktor psikologis dibanding fisiologis. Penyebab fisik yaitu kemungkinan berasal dari keturunan yang menyebabkan ketidaksempurnaan secara fisik seperti gangguan pada syaraf bicara, gangguan alat bicara, keterbatasan lidah. Penyebab psikologis yaitu ketegangan yang berasal dari reaksi seseorang terhadap lingkungannya, stress mental karena sesuatu yang dirasakan tidak dapat dilakukannya. Trauma, ketakutan, kecemasan, dan kesedihan pada masa kecil bisa menyebabkan seseorang menjadi gagap sampai dewasa.
Langganan:
Postingan (Atom)